Presiden Papua Barat Ungkap Skenario Adu Domba Orang Asli Papua
https://www.naviri.org/2020/12/presiden-papua-barat-ungkap-skenario.html
Naviri Magazine - Presiden Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB), Forkorus Yaboisembut mencium upaya skenario adu domba orang asli Papua (OAP) belakangan ini.
Forkorus meminta rakyat Papua jangan mudah diprovokasi dan diadu domba oleh pihak tertentu. Sebab, skenario adu domba akan melemahkan perjuangan Papua Merdeka.
“Saya serukan untuk seluruh orang asli Papua agar jangan sampai kita diadu domba oleh pihak tertentu dengan tujuan tertentu,” ucap Forkorus di kediamannya, seperti dilansir Cepos Online.
Forkorus mengaku tidak pernah berhenti mencermati situasi politik dan keamanan di Papua. Dari pengamatannya, ada upaya untuk saling mengadu domba sesama orang asli Papua.
Ini dianggap rawan karena bisa menimbulkan konflik internal anak asli Papua. Karena itu, Forkorus meminta siapapun yang merasa sebagai OAP untuk memahami skenario adu domba tersebut.
“Saya mengikuti terus perkembangan di tanah Papua terlebih di Wamena misalnya MRP (Majelis Rakyat Papua) dihadapkan dengan masyarakat Papua juga. Begitu juga di Merauke, Paniai, Manokwari maupun Sorong terjadi hal serupa,” kata Forkorus.
Ia meminta agar organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Papua lebih mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan organisasi.
Forkorus menyatakan, langkah itu perlu dilakukan untuk melawan skenario adu domba yang senagan diciptakan oleh pihak tertentu.
“Saya tidak melihat kepentingan lembaga yang turun apakah itu DPRP maupun MRP tapi saya melihat ini anak–anak Papua saling berhadapan sehingga sangat berpeluang terjadinya konflik internal yang sifatnya horisontal dan itu berbahaya,” bebernya.
Ia mengingatkan masyarakat Papua untuk jeli melihat situasi dan kondisi agar tidak mudah diadu domba.
Menurutnya, jika sesama rakyat Papua saling bertentangan, maka pihak yang mengobok–obok akan tertawa.
“Saya tidak melihat seperti itu sebab orang Papua lebih mengedepankan cara–cara damai dan mereka punya adat meski ada adat yang keras namun hatinya tetap dingin. Kita tidak boleh terhasut memusuhi saudara yang lain,” pintanya.
Ia meminta para pihak yang tak sejalan dengan upaya memerdekakan diri ini bisa sama–sama saling menghargai dan jangan memaksakan kehendak.
“Yang saya tahu MRP turun berdasar undang–undang dan saya pikir sah–sah saja. Mengapa digagalkan? Ini terlihat ada yang memunculkan konflik seperti tahun 1969 ketika masa saya dulu,” imbuhnya.
Ia tidak mempermasalahkan jika masih ada OAP yang tetap ingin bergabung dengan Indonesia. Itu hak asasi mereka.
Sebaliknya, Forkorus juga meminta kepada OAP pro Indonesia untuk menghargai rakyat Papua yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
“Kami negara federal menghargai itu. Sebab itu hak personal dengan harapan siapapun juga bisa menghargai hak kami. OAP yang mau menyatakan diri bagian dari masyarakat negara federal itu dijamin Deklarasi Universal HAM (Duham),” pungkasnya.