Indonesia Ternyata Negara Kedua di Asia yang Berhasil Meluncurkan Roket
https://www.naviri.org/2020/12/indonesia-ternyata-negara-kedua-di-asia.html
Naviri Magazine - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melalui satuan kerja Pusat Teknologi Roket (Pustekroket) berhasil meluncurkan roket eksperimen, RX450-5. Roket RX450 merupakan roket eksperimen sonda dengan diameter 450 mm dan jangkauan terbang 100 km.
Sejarah roket dan rudal di Indonesia dimulai sejak RI membeli berbagai Rudal SAM (Surface to Air Missile) dari Uni Soviet. Pada era Soekarno pembelian persenjataan termasuk roket atau rudal dilakukan guna mempersiapkan konftontrasi Dwikora maupun Trikora.
Dikutip dari laman UGM, teknologi pembuatan roket di Indonesia sudah dirintis sejak tahun 1960-an. Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Persatuan Roket Mahasiswa Indonesia (PRMI) berhasil meluncurkan roket pertama buatan Indonesia pada tahun 1963 yang diberi nama Gama-I.
Sejak saat itu, penelitian dan pengembangan roket nasional menjadi sangat bergairah. AURI dan ITB pun turut meramaikan pengembangan roket yang berhasil meluncutkan roket Kartika 1 setahun setelah suksesnya peluncuran Gam.
Indonesia bahkan menjadi negara kedua di Asia dan Afrika, setelah Jepang, yang berhasil meluncurkan roketnya sendiri. Dan prestasi itu disambut baik Presiden Soekarno, yang kemudian membentuk LAPAN pada tahun 1963, melalui Keppres Nomor 236 tahun 1963 tentang LAPAN.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin dalam forum diskusi beberap waktu lalu menjelaskan, sejak LAPAN didirikan, teknologi roket adalah teknologi utama yang dikembangkan.
Pasalnya, pada waktu itu Soekarno mencanangkan apabila Indonesia ingin menjadi negara maju maka ada dua teknologi yang harus dikuasai, yaitu teknologi nuklir dan teknologi antariksa yang kemudian dibentuklah BATAN dan LAPAN.
"Namun perkembangan teknologi roket memakan waktu lama karena harus mengembangkan secara mandiri. Tidak ada negara manapun yang memberikan sistem teknologi roket secara utuh. Ini menjadi suatu tantangan. Semua bagian per bagian mulai dari struktur, propulsi, propelan, sistem kendali dan sebagainya dikembangkan secara mandiri oleh LAPAN," jelasnya.
Teknologi roket dari LAPAN sebagai space agency/lembaga antariksa, kata dia, mengarah kepada penggunaan roket untuk mendukung peluncuran wahana antariksa. Hal tersebut adalah cita-cita jangka panjang yang diamanatkan pada UU No. 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan.
Dalam mencapai sasaran tersebut, LAPAN saat ini mengembangkan teknologi roket sonda/roket dengan muatan penelitian. Targetnya sebelum tahun 2024 bisa mencapai ketinggian orbit rendah atau Low Earth Orbit sekitar 200-300 km.
"Berbagai tipe roket yang dikembangkan antara lain RX-100, RX-120, RX-360, RX-450, RX-550. Roket RX-450 yang mengemban misi sebagai roket peluncur orbit rendah," tambahnya.
Pada kespatan tersebut, Deputi bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Rika Andiarti menjelaskan bahwa misi utama pengembangan teknologi roket yaitu memperkuat litbangyasa teknologi penerbangan dan antariksa serta pemanfataannya menuju kemandirian nasional, membangun kemandirian dalam peluncuran wahana antariksa melalui pembangunan bandar antariksa di wilayah Indonesia, dan mendorong kegiatan komersial keantariksaan dengan melibatkan industri nasional. Kemampuan-kemampuan tersebut yang ingin dicapai tentunya perlu didukung oleh industri nasional.
"Target di tahun 2040 Indonesia sudah mempunyai kemandirian di bidang keantariksaan yang salah satunya ditandai dengan tumbuhnya industri roket dan satelit nasional," kata dia.
Semua pihak yang berkepentingan dapat terlibat dan bekerjasama secara nasional dengan membentuk konsorsium nasional. Bahkan saat ini LAPAN sedang menyiapkan peraturan pemerintah yang mengatur bagaimana pihak swasta dapat berpartisipasi dalam pengembangan teknologi roket sipil.
"Langkah awal dimulai dari pengembangan teknologi bahan bakar dan motor roket. Selain kerja sama nasional, kerja sama international sudah tentu dapat mendukung pengembangan teknologi roket, salah satunya adalah alih teknologi. Dalam mendukung peluncuran roket penilitian, LAPAN akan membangun fasilitas peluncuran roket di Biak Utara. Lokasi ini juga secara bertahap akan disiapkan sebagai bandar antariksa," tambahnya.
Meski pengembangan roket berjalan lambat, sejak 2015 LAPAN telah meluncurkan 5 roket elsperimen, termasuk yang rerbaru RX450-5. Lapan berharap peluncuran terbaru itu dapat memberikan data-data terbaru dalam pengembangan roker, sehingga pembuatan roket Indonesia akan terus disempurnakan.