Moeldoko Ingatkan Rumah Sakit Tak Cari Untung dari Data Kematian Covid

Moeldoko Ingatkan Rumah Sakit Tak Cari Untung dari Data Kematian Covid

Naviri Magazine - Kepala Staf Presiden Moeldoko meminta agar rumah sakit jujur terhadap data kematian pasien di tengah pandemi covid-19 untuk mencegah keresahan di masyarakat. Moeldoko menegaskan agar laporan kematian pasien tak selalu dikaitkan dengan covid-19 sebagai penyebabnya.

Hal ini disampaikan Moeldoko saat melakukan kunjungan kerja ke Semarang, Jawa Tengah, dan bertemu Gubernur Ganjar Pranowo.

"Tadi saya diskusi banyak dengan pak gubernur, salah satunya tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi. Definisi ini harus kita lihat kembali, jangan semua kematian pasien dikatakan akibat covid-19," kata Moeldoko.

Moeldoko mengatakan, selama ini ada isu yang berkembang bahwa rumah sakit rujukan "meng-COVID-kan" semua pasien yang meninggal dunia untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah.

Misalnya orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan justru didefinisikan meninggal karena covid-19 oleh rumah sakit yang menangani. Sementara dari hasil tes menunjukkan negatif covid-19.

"Ini perlu diluruskan agar jangan sampai menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," ujarnya.

Sementara itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membenarkan ada rumah sakit rujukan di Jateng yang mendefinisikan pasien meninggal dunia akibat covid-19. Padahal hasil tesnya belum keluar saat dinyatakan meninggal dunia.

Saat hasil tesnya keluar pun, kata dia, hasilnya ternyata negatif.

"Tadi Pak Moeldoko tanya, itu bagaimana ya banyak asumsi muncul semua yang meninggal di rumah sakit 'di-COVID-kan'. Ini sudah terjadi di Jawa Tengah. Ini kan kasihan, ini contoh-contoh agar kita bisa memperbaiki hal ini," katanya.

Untuk mengantisipasi hal itu, Ganjar telah menggelar rapat dengan jajaran rumah sakit rujukan covid-19 di Jateng dan pihak terkait agar memverifikasi terlebih dulu sebelum mengekspos data kematian pasien.

"Seluruh rumah sakit di mana ada pasien meninggal, maka otoritas dokter harus memberikan catatan meninggal karena apa. Catatan itu harus diberikan kepada kami, untuk kami verifikasi dan memberikan 'statement' keluar," ujarnya.

Ia tak memungkiri akan terjadi keterlambatan data akibat verifikasi tersebut. Namun, menurutnya, hal itu wajar alih-alih terjadi risiko lain akibat data yang tidak tepat.

"Delay data itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," kata Ganjar.

Related

News 1926949650559401313

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item