Kasus Corona Tembus 200 Ribu, PKS: Pemerintah Harus Serius, Jangan Lagi Spekulatif
https://www.naviri.org/2020/09/kasus-corona-tembus-200-ribu-pks.html
Naviri Magazine - Angka penyebaran COVID-19 di Indonesia tak menunjukkan tanda penurunan. Hingga Selasa kemarin, kasus positif corona di Indonesia sudah mencapai 200.035. Lonjakan kasus per hari mencapai 2.000-3.000.
Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menyarankan pemerintah Jokowi agar lebih fokus dalam menangani wabah corona. Menurut dia, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Jokowi harus tepat dan serius.
"Menurut saya agar segera ada kebijakan, pemerintah harus serius dan jangan lagi infonya spekulatif. Pemerintah harus menghadirkan kebijakan yang serius dan fokus," kata Hidayat Nur Wahid.
Hidayat menilai, selama ini banyak yang meminta Jokowi untuk memprioritaskan sektor kesehatan dalam penanganan pandemi corona. PKS, termasuk yang kritis meminta Jokowi agar mengutamakan kesehatan dibandingkan ekonomi.
Namun, Hidayat menyebut, baru belakangan inilah Jokowi menyadari bahwa sektor kesehatan harus diutamakan.
"Sikap pemerintah ya kan sejak dari dulu Pak Jokowi sudah diingatkan pentingkan dan prioritaskan penyelesaian masalah kesehatan baru masalah ekonomi," jelas anggota DPR Fraksi PKS tersebut.
"Tapi kan dari dulu beliau tidak mau menyelesaikan itu. Baru kemudian kemarin beliau menyatakan bahwa kuncinya adalah kesehatan jadi kondisi di mana kemudian para pimpinan utama visinya tak jelas. Seperti kebingungan," lanjutnya.
Di samping itu, Hidayat meminta seluruh pejabat pemerintah agar bisa menjadi teladan yang baik dalam penerapan protokol kesehatan. Seperti memakai masker.
Sebab, ada beberapa momen di mana para pejabat pemerintah melepas masker ketika berfoto bersama. Hidayat khawatir hal ini memberi pengaruh buruk kepada masyarakat, mereka menjadi abai memakai masker.
"Kemudian tak memberikan contoh yang baik. Katanya disiplin dengan protokol pakai masker. Tapi banyak sekali pejabat yang tak mencontohkan dengan baik," ujarnya.
"Misalnya foto tanpa masker. Bagaimana kemudian rakyat diminta untuk berdisiplin. Ini kan kadi masalah serius," tandasnya.