Ini 7 Bencana Dahsyat yang Pernah Terjadi Jutaan Tahun Lalu
https://www.naviri.org/2020/09/ini-7-bencana-dahsyat-yang-pernah.html
Naviri Magazine - Bumi sebenarnya bukan planet yang aman atau tenang seperti yang kita banyangkan, karena Bumi sudah mengalami berbagai kejadian yang sangat mengerikan di masa lalu.
Para ilmuwan sudah banyak mempelajari secara rinci, dan hasilnya menjadi informasi bagi kita. Sedikit banyak kita sekarang tahu soal kiamat yang melenyapkan dinosaurus.
Namun masih banyak bencana yang dapat dikategorkan sebagai ‘kiamat’, yang mungkin akan melenyapkan manusia, jika kita sudah ada pada saat itu. Berikut kejadian-kejadian yang pernah terjadi pada Bumi di masa lampau:
Dampak Shiva
Sekitar 66 juta tahun yang lalu, bumi pernah mengalami ‘kiamat,’ dimana asteroid besar menghantam dan melenyapkan seluruh spesies dinosaurus.
Pasca asteroid besar tersebut menghantam Bumi, sinar matahari terhalang masuk ke bumi karena tetesan sulfur yang berasal dari asteroid tersebut seakan membuat benteng di atmosfer bumi.
Suhu bumi secara global turun, hingga kehidupan dasar laut pun seluruhnya mati. Keadaan ini terjadi selama sekitar tiga tahun, dimana temperatur global di bumi lebih 26 derajat celcius, hingga berada di bawah titik beku.
Keadaan bumi menjadi lebih buruk, karena tidak ada cahaya matahari. Hal ini membuat bumi diselimuti es. Bahkan di daerah tropis, temperatur menurun dari rata-rata 27 derajat celcius menjadi hanya 5 derajat celcius.
Dampak Theia
Beberapa studi menyatakan, Bulan memiliki komposisi mirip Bumi, begitu juga hipotesis Paradox Lunar yang menjelaskan akibat dan perhitungan kecepatan tabrakan antara planet Theia dan Bumi.
Planet Theia terbentuk di sekitar orbit yang sama dengan Bumi, tetapi sekitar 60 derajat ke depan atau belakang.
Ketika protoplanet berkembang menjadi seukuran Mars, ukurannya justru membuat planet Theia terlalu berat agar mengorbit dan tetap stabil. Akibatnya, jarak sudut Bumi semakin bervariasi, hingga akhirnya menabrak Bumi.
Tabrakan ini diperkirakan terjadi sekitar 4.533 miliar tahun yang lalu, ketika planet Theia menghantam Bumi pada sudut miring, dan menghancurkan planet Theia selama proses tabrakan.
Mantel planet Theia, dan sebagian besar mantel silikat Bumi, terdorong ke ruang angkasa. Bagian kiri atas bahan planet Theia tercampur dengan bahan-bahan dari Bumi, dan akhirnya membentuk Bulan.
The Grat Dying
Dikenal di dunia sains Barat dengan nama “The Grat Dying”, fenomena ini adalah kepunahan massal terbesar dari kehidupan di bumi. Hal ini terjadi jutaan tahun sebelum adanya dinosaurus.
Hampir seperempat miliar tahun yang lalu, tepatnya pada akhir era Permian, 90 persen kehidupan di Bumi musnah karena bencana ini.
Hanya 4 persen dari kehidupan yang bertahan, dan itu pun merupakan ekosistem laut. Hal ini diyakini terjadi karena ‘banjir erupsi basal’ dari letusan supervulkanik di area Siberia.
Yang mengerikan, letusan ini tidak terjadi dari gunung, melainkan dari bukaan besar di Bumi, hasilnya letusan ini menyebar di area yang sangat luas.
Banjir Laut Hitam
Cerita Nabi Nuh dan banjir besar merupakan kisah paling terkenal yang bersumber dari kitab suci, baik agama Yahudi, Nasrani, juga Islam. Ahli arkeologi bawah air mengungkap bahwa mereka berhasil membuktikan kisah Nuh dan banjir besar itu.
Robert Ballard, ahli arkeologi bawah air yang sudah dikenal dunia, mengaku timnya telah menelusuri kedalaman Laut Hitam di sekitar Turki. Ini dilakukan untuk mencari bekas peradaban yang tersimpan di dasar laut, yang terpendam sejak masa Nabi Nuh.
Banjir Giblartar
Banjir Giblartar bisa jadi merupakan ‘kiamat’ yang bisa disebut berskala kecil, namun benar-benar mengubah ekosistem. Sekitar lima juta tahun yang lalu, terjadi kenaikan air laut di selat Giblartar. Dulu, Laut Mediterania tidak ada, dan Eropa serta Afrika tergabung menjadi satu. Namun pada zaman es, permukaan laut naik.
Selat Giblartar, yang pada mulanya memblokade air laut, hingga laut Mediterania kering, akhirnya terisi kembali secara masif. Sekitar 90 persen cekungan terisi dalam periode dua tahun, dengan kecepatan 10 meter ketinggian per hari. Sehingga pulau yang ada disebabkan oleh banjir air asin terbesar di dunia.
Semua flora dan fauna non laut di area tersebut musnah, terganti dengan area laut baru yang memisahkan Afrika dan Eropa.
Youger Dryas dan Danau Agassiz
Pada 13.000 tahun yang lalu, terdapat banyak ragam fauna di Amerika Utara, di antaranya adalah mastodon, kucing dengan gigi tajam, kungkang raksasa, serta masih banyak lagi.
Namun keseluruhannya mengalami kepunahan karena sebuah fenomena di masa geologi bernama Younger Dyas.
Hal ini terjadi menjelang zaman es terakhir, ketika mengalami pemanasan dan gletser surut. Pada kondisi seperti itu, okosistem makhluk hidup membaik, namun secara tiba-tiba pemanasan Bumi berhenti dan memusnahkan banyak spesies.
Ternyata hal ini terjadi karena sebuah danau, yang diketahui bernama Danau Agassiz, bendungan esnya roboh. Bendungan ini sangat besar, luasnya hampir satu juta hektar, dan air dingin yang mengisi danau tersebut meleleh ke arus laut yang hangat, dan mengguncang temperatur bumi karena laut tidak lagi hangat.
Ledakan sinar gamma
Antariksa memang terlihat damai. Namun, tidak berarti itu tempat yang aman, tapi justru merupakan tempat yang sangat mengerikan.
Seperti ledakan gamma yang merupakan ledakan paling kuat di alam semesta. Hal ini pernah terjadi sekitar 200 juta tahun yang lalu, sebelum dinosaurus pertama ada di Bumi pada Periode Ordovician.
Berdasarkan studi oleh para ilmuwan NASA dan Brian Thomas, ilmuwan dari University of Kansas, ledakan sinar gamma ini berkekuatan melebihi nalar manusia.
Bayangkan saja, 10 detik ledakan dari jarak 6.000 tahun cahaya dari Bumi, menghancurkan setengah ozon yang ada di Bumi. Hal ini saja sudah cukup untuk membuat semua makhluk hidup punah karena radiasi matahari.