Kisah Perjuangan 3 Perempuan Melawan Kekuasaan Presiden Belarus yang Otoriter
https://www.naviri.org/2020/08/kisah-perjuangan-3-perempuan-melawan.html
Naviri Magazine - Tiga perempuan di Belarus mempertaruhkan segalanya untuk politik. Mereka mengesampingkan perbedaan partai untuk melawan laki-laki yang telah berkuasa di negara mereka selama 26 tahun terakhir dan menjebloskan hampir semua saingannya di penjara.
Svetlana Tikhanovskaya, Veronika Tsepkalo, dan Maria Kolesnikova bersama-sama memimpin kampanye oposisi untuk pemilihan presiden Belarus. Jika mereka berhasil, Tikhanovskaya akan menjadi presiden.
Ia memutuskan untuk menggantikan pencalonan suaminya, Sergei Tikhanovsky—setelah Sergei dipenjara dan dilarang mencalonkan diri. Sang istri mendapat ancaman dari pihak berwenang di Belarus, anak-anaknya yang masih kecil akan diambil jika ia terus berkampanye. Namun ia bergeming.
Ia bergabung dengan Veronika Tsepkalo - yang suaminya, Valery, juga dilarang ikut dalam pemilihan presiden - serta Maria Kolesnikova, juru bicara kandidat yang dipenjara Viktor Babaryko.
Misi mereka? Memenangkan pemilihan 9 Agustus dan mengakhiri 26 tahun kekuasaan Alexander Lukashenko.
Semakin banyak perempuan Belarus kini terlibat dalam perdebatan politik.
"Hal yang membuat inisiatif ketiga perempuan ini semakin luar biasa ialah politik Belarusia yang patriarkat," kata Yana Lyushnevskaya, seorang analis Belarus.
Ia mengatakan bahwa selama hampir tiga dasawarsa berkuasa, Presiden Lukashenko telah menekankan pesan bahwa peran perempuan di Belarus adalah "istri, ibu, dan pembantu rumah tangga".
Lukashenko – yang pertama kali dipilih pada Juli 1994 dan sekarang mengincar masa jabatan keenamnya – baru-baru ini mengatakan warga Belarusia "belum siap memilih seorang perempuan" dan bahwa "konstitusi bukan untuk perempuan".
Tapi mungkin ia salah menilai audiensnya, karena komentarnya menuai kemarahan. Ia kemudian terpaksa menjelaskan bahwa pernyataannya tersebut tidak bermaksud menimbulkan kesan misoginis atau tidak sopan.
"Konstitusi kita ditulis sedemikian rupa sehingga sulit bahkan bagi seorang laki-laki untuk memikul beban ini. Dan jika kita menaruhnya di pundak seorang perempuan, ia akan jatuh, kasihan dia," Presiden Lukashenko menjelaskan.
Era baru politik di Belarus?
Pawai yang digelar bersama-sama oleh Svetlana Tikhanovskaya, Veronika Tsepkalo dan Maria Kolesnikova telah mengukir sejarah di Belarus. Foto tiga perempuan yang berkampanye bersama telah menjadi "simbol harapan baru untuk menantang Presiden Alexander Lukashenko," kata analis Lyushnevskaya.
Mereka mungkin tampil sebagai pendatang baru, tapi dengan satu atau lain cara, semuanya mengantungi pengalaman bertahun-tahun dalam politik dan kehidupan publik.
"Suami saya, Sergei Tsikhanovsky, menyatukan orang-orang, jadi kami juga memutuskan untuk bersatu demi mencapai tujuan bersama," kata Tikhanovskaya dalam penampilan reli pertamanya.
Sergei, seorang blogger berpengaruh, dilarang mengikuti pemilihan presiden dan dipenjara setelah dituduh merencanakan kerusuhan massal.
Jika menang, Tikhanovskaya berkata ia ingin mengadakan pemilu yang baru dan "adil", membebaskan "tahanan politik", dan mengembalikan konstitusi tahun 1994, yang mengurangi kekuatan presiden dan membatasi masa jabatannya.
Veronika Tsepkalo, istri Valery Tsepkalo-kandidat yang ditolak, sepakat. Suaminya, mantan duta besar untuk AS, pernah dianggap sebagai salah satu ancaman paling kredibel bagi Lukashenko, tetapi ia salah satu dari sembilan kandidat yang dianggap tidak layak untuk mengikuti pemilu oleh Komisi Pemilihan Pusat Belarus.
Dalam pawai di Minsk, Veronika Tsepkalo menyalahkan Presiden Lukashenko atas penurunan populasi Belarus.
"Kaum muda kita pergi ke luar negeri, seluruh keluarga mereka, mencari kehidupan yang lebih baik, karena ada kebebasan di sana," katanya.
"Ada kebebasan berbicara, pendapatan lebih baik, dan yang paling penting, ada harapan, yang tidak dimiliki Belarusia di sini ... Kami ingin mengubahnya," kata Tsepkalo.
Pengalaman Maria Kolesnikova sedikit berbeda. Ia adalah juru bicara untuk calon presiden Viktor Babaryko, seorang bankir terkenal di Belarus yang sempat dianggap sebagai pesaing terkuat untuk Lukashenko.
Tetapi ketika ia dipaksa untuk mundur, setelah dipenjara dengan tuduhan penggelapan dan penipuan, Maria Kolesnikova memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai gantinya dan bergabung dengan kampanye Tsikhanovsky.
Saat itu, delegasi Uni Eropa untuk Belarus mengatakan keputusan komisi "mencederai keseluruhan integritas dan sifat demokratis dari pemilu".
Meskipun ketiga perempuan tersebut berasal dari partai yang berbeda, mereka semua mengangkat kebijakan kunci yang sama seperti reformasi politik, anti korupsi, dan mempromosikan kebebasan berekspresi.
Tantangan berat
Kampanye yang diprakarsai tiga perempuan ini menunjukkan tingkat persatuan yang jarang terlihat dalam politik Belarusia.
Analis Lyushnevskaya mengatakan kampanye tiga perempuan ini telah membangkitkan antusiasme di negara yang biasanya terkesan tidak tertarik pada politik, barangkali karena dugaan kecurangan suara dan kecurangan pemilu selama puluhan tahun.
Tetapi Lyushnevskaya mengakui ada juga kekhawatiran di kalangan oposisi arus utama "bahwa upaya mereka akan gagal".
Pesimisme itu tidak mengejutkan, mengingat "sejarah pemilihan umum yang tidak demokratis di negara itu dan tekanan brutal terhadap lawan-lawan Lukashenko dalam kampanye yang sedang berlangsung," imbuh Lyushnevskaya.
Apa pun hasilnya, kampanye yang diprakarsai tiga perempuan ini jelas menunjukkan tingkat persatuan yang jarang terlihat dalam politik Belarusia. Ini juga mendorong para pengamat untuk berkata bahwa kali ini, kampanye Lukashenko mungkin tidak selancar yang ia perkirakan.