Kisah Kakek 81 Tahun yang Tetap Berjuang Mencari Nafkah di Masa Pandemi Corona
https://www.naviri.org/2020/08/kisah-kakek-81-tahun-yang-tetap-kerja.html
Naviri Magazine - Tuntutan hidup mengalahkan rasa takut di tengah pandemi virus Corona. Hal ini terpaksa membuat sebagian orang tetap bekerja demi menghidupi keluarganya walaupun mereka sadar akan risiko yang dihadapi bisa datang kapan saja dan di mana saja.
Itulah yang dialami Antonius Bili, kakek berusia 81 tahun, warga RT.010/RW.002, Sinde Kabor, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, NTT, yang tetap bekerja sebagai pendorong gerobak dan mencari kardus bekas. Biasanya kardus-kardus bekas itu ia jual kembali untuk menghidupi keluarganya.
Ia bercerita bukan berarti dirinya tak takut akan bahaya COVID-19, tapi Antonius mengaku pasrah dengan takdir Tuhan.
“Saya takut. Tapi kalau saya takut, saya punya makanan siapa yang bantu. Tidak ada yang bantu saya, jadi saya berani mau cari makan. Kalau Tuhan kasih saya, ya terima saja. Karena makan dalam rumah itu tiap hari kita makan, bukan 1 tahun baru makan, itu tidak ada,” ujar Kakek Anton.
Kakek Anton banyak bercerita tentang perjuangannya mencari nafkah di tengah pandemi. Menurutnya, ia tetap mengikuti anjuran pemerintah dengan selalu memakai masker dan menyediakan hand sanitizer pemberian dari relawan.
“Sekarang saya kerja dorong gerobak setiap hari, biasanya di pantai, kalau sudah selesai muat ikan baru saya naik pergi cari dus untuk saya jual buat cari makan. Satu kali dorong itu biasanya 50-an kilo, saya masih bisa. Kalau dus, biasanya saya kumpul dulu. Habis kumpul, kalau saya liat sudah mau 1 gerobak, saya ikat, dus juga saya susun di karung, baru pergi jual. Jadi kalau 1 gerobak itu saya bisa dapat Rp 200 ribu, itu biasanya tiga minggu baru saya timbang 1 kali," jelasnya.
Menurut Kakek Anton, biasanya ia dapat upah dari mengantarkan ikan sekitar Rp 50-60 ribu. Sementara saat ikan minim biasanya hanya mendapat Rp 25-30 ribu saja.
Sementara itu, istrinya, Theresia Inggi mengaku takut saat sang suami harus mencari nafkah dari pagi hingga siang hari. Biasanya kata sang istri, Kakek Anton baru tiba di rumah pukul 14.00-15.00 WITA.
“Takut. Itu juga saya sudah hati dug dag, saya pikir mungkin barang terlalu berat. Kita sudah larang, tapi dia bilang nanti kita makan apa,” tutur Theresia yang selalu mengingatkan suaminya untuk segera mandi ketika tiba di rumah.
Sedangkan, salah satu dari dua anaknya bekerja di Kalimantan sedangkan anak yang tinggal bersama mereka juga tetap bekerja seperti biasanya.
Ketua RT.010/RW.002, Sinde Kabor, Ludgardis Atawuwur, yang merupakan salah satu relawan pencegahan COVID-19 Kelurahan Kota Uneng, mengaku dirinya bersama tim relawan kelurahan lainnya telah berupaya semaksimal mungkin dengan mensosialisasikan cara pencegahan COVID-19 di wilayah tersebut.
Disebutkan, terdapat beberapa warga di wilayah RT-nya terpaksa menganggur selama merebaknya wabah Corona, sedangkan masih ada beberapa warga yang terus beraktivitas seperti Kakek Anton.