Diam-diam, Kasus Covid-19 di Jawa Barat Terus Meningkat

Diam-diam, Kasus Covid-19 di Jawa Barat Terus Meningkat, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Tim Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 mencatat jumlah kasus Covid-19 di provinsi Jawa Barat terus meningkat.

Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, Ph.D. mencatat Jawa Barat merupakan salah satu wilayah dengan jumlah penduduk padat penduduk, dibandingkan dengan negara lain sekalipun.

"Penduduk Jawa Barat 50 juta, jika dibandingkan dengan negara lain di dunia, 2X di Australia. 5X jumlah di Swedia, 10X di NZ. Jawa Barat ada di satu provinsi, luar biasa jumlah penduduk banyak sekali," ujarnya saat video conference di Graha BNPB, Jakarta.

Berdasarkan hitungan hingga Minggu (9/8), ketika kasus Covid-19 di Jawa Barat dibandingkan dengan negara lain dengan hitungan per 1 Juta Penduduk, maka akan diperoleh angka 151,32 kasus. Sementara di negara lain seperti Malaysia hasilnya 280 kasus per 1 juta penduduk, Korea Selatan 200 dan NZ ada 314 kasus.

"Ini perbandingan ada beban penyakit juga ada beban populasi, ada insiden kasus seperti itu," ujarnya.

Selanjutnya, merujuk pada data pada pembaharuan yang sama, ada 5 kenaikan kasus tertinggi di Jawa Barat yaitu di Bandung Kabupaten dan Kota, Cirebon, Kota Cimahi dan Sukabumi. Sementara itu, jika dilihat dari 5 besar kasus tertinggi, urutan pertama adalah Kota Depok, Bekasi, Bandung, Bekasi dan Bogor.

"Ada 3 faktor kenaikan, laju penularan tinggi bisa karena banyaknya kasus positif dan kontak tracing belum berjalan, dia sudah keburu interaksi dengan orang lain, adanya kluster baru hingga jumlah test yang ditingkatkan," tegasnya.

Berikutnya, jika melihat angka kematian, dia mencatat Jawa Barat memiliki angka persentase yang kecil yaitu 3,01%. Angka ini di bawah angka nasional dan di bawah rata-rata dunia. Menurutnya pula, angka kematian cukup baik, tertangani, sehingga angka kematian kecil.

Tercatat pula, berdasarkan data 27 Juli 2020, ada 150 kluster dengan 476 kasus positif. Paling banyak adalah kasus di pemukiman penduduk, di mana rata-rata saat dilakukan penelusuran bisa menginfeksi anggota keluarga lainnya.

"Karena paparan, durasi pasti lebih berdekatan. Pemukiman 111 cluster 208 kasus," terangnya.

Selanjutnya angka cluster di tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, bidan sebanyak 28 cluster 177 kasus. Berikutnya perkantoran ada 11 cluster 77 kasus, dan di rumah ibadah 1 cluster dengan total 14 kasus.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak tinggal diam. Setidaknya ada 4 hal yang telah dilakukan. Pertama yaitu pelayanan kesehatan, dengan tersedianya laboratorium bersertifikasi. Hal ini untuk dilakukan pemeriksaan jumlah yang baik.

"Saat ini di Jabar pemeriksaan Laboratorium 35 ribu dalam waktu 1 minggu. Targetnya 50 ribu. Kemudian ada konversi gedung di rs darurat untuk isolasi pasien juga dilakukan. pengelolaan sampah medis. tes masif, door to door, drive thru," ujarnya.

Kedua adalah sosial ekonomi, dengan melakukan pengawalan untuk WNI dari LN kembali ke Jawa Barat. Belum lagi kemampuan memproduksi APD yang melibatkan banyak sektor, industri besar, kecil bahkan mahasiswa. Ada juga aksi sosial, gasibu, membagikan makanan untuk orang-orang terdampak.

"Selanjutnya adalah kebijakan, PSBB yang pernah dilakukan, larangan mudik, dan terakhir melalui Teknologi Informasi yaitu salah satunya transparansi data," pungkasnya.

Hingga saat ini, terdapat 7.599 kasus Covid-19 di Jabar, meningkat 33 orang dibandingkan dengan kemarin. Sementara itu, pasien sembuh bertambah 27 sehingga totalnya 4.444 orang. Adapun kasus kematian tercatat 228 orang.

Related

News 7921701099562241973

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item