RI Naik Jadi Negara Kelas Menengah Atas, Tapi Kemiskinan Bertambah

RI Naik Jadi Negara Kelas Menengah Atas, Tapi Kemiskinan Bertambah, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Bank Dunia menaikkan level Indonesia dari negara berpendapatan menengah ke bawah (Lower middle income country), menjadi negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income country).

Hal tersebut lantas disambut pemerintah. Seperti Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, yang mengaku kaget meski dirinyalah yang pertama kali membocorkan isu tersebut.

Presiden Jokowi juga turut menanggapi dengan menyampaikan penilaian bahwa apa yang dilakukan pemerintah sudah di jalan yang tepat.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap kenaikan status itu sebagai tahapan strategis dan landasan kokoh menuju Indonesia Maju Tahun 2045.

Sayangnya, kenaikan status yang disematkan Bank Dunia, ini tampaknya tak turut diramaikan masyarakat. Kenyataan pengangguran dan kemiskinan meningkat karena corona, membuat naiknya status tersebut tak begitu berarti.

Berikut fakta mengenai naiknya angka kemiskinan hingga status Indonesia:

Bank Dunia secara resmi menaikkan kelas Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas, dari sebelumnya berpendapatan menengah ke bawah.

Lembaga internasional itu menilai Gross National Income (GNI) Indonesia naik. Berdasarkan laman resmi Bank Dunia, GNI per kapita Indonesia naik menjadi USD 4.050, dari sebelumnya USD 3.840.

Dengan demikian, kini Indonesia sejajar dengan negara-negara berpendapatan menengah atas lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan China. Adapun GNI per kapita Thailand adalah USD 7.260, Malaysia USD 11.200, dan China USD 10.410.

Naik kelasnya Indonesia menjadi negara kelas menengah atas juga turut ditanggapi oleh Presiden Jokowi. Jokowi menyatakan apa yang dilakukan pemerintah sudah di jalan yang tepat.

"Capaian patut kita syukuri, kita sudah jalan ke arah yang benar. Kita harus terus mau menuju ke negara berpenghasilan tinggi dengan mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ungkap Jokowi di Acara Forum Rektor.

Kendati begitu, ia mengingatkan agar jangan sampai Indonesia malah terjebak dalam status tersebut untuk waktu yang lama. Sementara ia ingin, status tersebut bisa meningkat menjadi negara berpenghasilan tinggi dengan GNI per kapita di atas USD 12.375 per tahun.

Sebelum mengemukanya kabar soal status ekonomi Indonesia dinaikan oleh Bank Dunia, Kementerian Keuangan telah mengeluarkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang berkisar antara minus 0,4 hingga 1 persen.

Prediksi pertumbuhan yang rendah tersebut juga dibarengi dengan meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan. Menurut perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), tingkat kemiskinan tumbuh menjadi 10,63 persen. 

Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengungkapkan setidaknya total penduduk miskin diproyeksi bakal meningkat dari 24,79 juta orang menjadi 28,7 juta orang. Berbanding lurus dengan angka kemiskinan, jumlah pengangguran diproyeksikan akan meningkat di kisaran 4,03 juta orang sampai 5,2 juta orang di tahun 2020.

Berdasarkan data BPS per Agustus 2019, jumlah pengangguran terbuka sebanyak 7,05 juta jiwa atau 5,28 persen dari angkatan kerja. Dengan demikian, pengangguran bisa mencapai 12 juta orang atau sekitar 9 persen dari angkatan kerja.

Related

News 915623818876920945

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item