Epidemiolog UI Desak Pemerintah Stop Penggunaan Rapid Test untuk Tangani Covid-19

Epidemiolog UI Desak Pemerintah Stop Penggunaan Rapid Test untuk Tangani Covid-19, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mendesak pemerintah menghentikan penggunaan rapid test dalam penanganan wabah Covid-19. “Setoplah semua rapid test, karena itu tidak perlu,” kata Pandu dalam diskusi Perspektif Indonesia.

Pandu mengatakan, rapid test hanya diperlukan untuk melakukan survei serologi untuk mengetahui berapa besar penduduk yang terinfeksi. Rapid test bukan menjadi bagian dari penanggulangan wabah Covid-19.

Menurut Pandu, rapid test hanya memeriksa antibodi atau respons tubuh terhadap adanya virus. Antibodi baru terbentuk sepekan atau 10 hari setelah terinfeksi.

Jika hasilnya tidak reaktif bukan berarti tidak terinfeksi. Pun sebaliknya, jika hasil reaktif bukan berarti terinfeksi. “Karena mungkin saja pernah terinfeksi, kemudian ada antibodi,” kata pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini.

Rapid test, kata Pandu, belakangan dikomersialisasi dengan memanfaatkan kekhawatiran masyarakat. Sehingga, rapid test digunakan sebagai syarat bepergian. “Itu useless. Saya tidak tahu siapa yang memetik keuntungan dari masalah ini.”

Pandu meminta pemerintah bertindak tegas menghentikan komersialisasi rapid test. Sebab, masyarakat dan negara yang akan dirugikan. “Uang negara yang harusnya bisa meningkatkan testing PCR tapi dipakai beli rapid test.”

Related

News 3577745275680763129

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item