Sudah Ada Sejak Zaman Kuno, Ini 3 Batu Paling Misterius di Dunia
https://www.naviri.org/2020/06/sudah-ada-sejak-zaman-kuno-ini-3-batu.html
Naviri Magazine - Stonehenge adalah bebatuan yang tersusun dengan pola tertentu. Stonehenge benar-benar ada, dan dapat dilihat langsung di Inggris. Batu-batu besar itu bahkan sudah ada di sana sejak zaman kuno, sejak Inggris belum ada. Meski begitu, keberadaan Stonehenge masih menimbulkan tanda tanya, khususnya bagi orang-orang di zaman sekarang.
Salah satu pertanyaannya adalah, untuk apa batu-batu besar itu? Kemudian, bagaimana orang-orang zaman kuno membawa dan menyusun batu-batu besar di sana? Selain Stonehenge, di dunia ini juga ada batu-batu lain yang sama misteriusnya.
Gate of The Gods
Pada 1996, Jose Luis Delgadeo Mamani menemukan bebatuan yang tak lazim, yang belakangan disebut Gate of The Gods. Ia seorang pemandu turis yang sedang berada di Peru.
Bebatuan itu seperti pintu raksasa dari strukturnya. Bahkan ada sebuah lubang di tengah bebatuan tersebut. Menurut cerita, dulu ada ksatria dari suku Indian yang menembus Gate of The Gods ini. Ia memasukinya untuk menjadi abadi.
Stonehenge
Terletak di Inggris, bangunan Stonehenge merupakan wisata favorit di sana. Sesuai teori para ilmuwan, Stonehenge dibangun pada 3000 sebelum Masehi. JIka dipikir ulang, bagaimana pada zaman dulu manusia bisa membuat pahatan sebagus itu, sedangkan roda saja tidak ada?
Banyak yang percaya jika Stonehenge bukan buatan manusia, tapi buatan para dewa. Pada 1971, ada seorang polisi yang melihat jika batu Stonehenge tersambar petir, batu tersebut berubah warna menjadi biru.
Sedona Vortex
Susunan batu Sedona akan menyala ketika terkena sinar matahari. Sedona merupakan kota kecil yang mempunyai bebatuan indah ini. Suku Indian memang sangat percaya jika bebatuan Sedona merupakan tempat para leluhur mereka tinggal di ujung batu.
Selain itu, pohon di sini juga sangat aneh. Ketika tumbuh, akar akan terpelintir, padahal pohon tumbuh dengan alami. Pada rahun 1950, ada seorang pemburu yang menghilang tiba-tiba, lantaran melewati pohon di sana.