Strategi New Normal Ala Swedia Mulai Tak Dipercaya Warganya Sendiri

Strategi New Normal Ala Swedia Mulai Tak Dipercaya Warganya Sendiri, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Masyarakat Swedia mulai kehilangan kepercayaan terhadap penanganan pemerintah dalam memerangi pandemi virus Corona Covid-19.

Strategi Swedia yang sejak awal memberlakukan new normal alias tak pernah menerapkan pembatasan sosial ketat, mulai dipertanyakan.

Tingkat kematian akibat Covid-19 yang kian melonjak, membuat warga Swedia mulai khawatir bahwa tindakan pemerintah menangani pandemi Covid-19 telah keliru.

Menyadur The Guardian, survei yang dilakukan Ipsos untuk surat kabar Dagens Nyheter pekan ini, menunjukkan kepercayaan masyarakat pada manajerial negara turun 11 poin menjadi 45 persen sejak April.

Proporsi responden yang puas dengan tindakan pemerintah juga turun menjadi 38 persen pada Juni dari 50 persen di bulan sebelumnya.

"Perbedaannya cukup besar sehingga kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa telah ada perubahan nyata," kata seorang analis Ipsos, Nicklas Källebring, dikutip The Guardian.

"Pandangan terhadap kemampuan pihak berwenang telah berbelok ke sisi negatif yang jelas."

Swedia diketahui menjadi salah satu negara Eropa yang tidak memberlakukaan pembatasan sosial ketat, apalagi sampai menuju tahap lockdown atau karantina wilayah.

Negara beribu kota Stockholm itu hanya menutup sekolah bagi siswa di atas usia 16 tahun, dan melarang pertemuan lebih dari 50 orang.

Selebihnya, pemerintah Swedia mengandalkan tanggung jawab masing-masing warga untuk memenuhi pedoman jaga jarak. Toko-toko, restoran, hingga pusat kebukaran tetap buka seperti biasa.

Pemerintah Swedia bersikeras kebijakan new normal yang diterapkan sudah berjalan sesuai rencana, kendati memang angka kematian yang melonjak di luar perkiraan.

Melakukan lockdown disebut pemerintah Swedia hanya akan berefek negatif, terutama apabila dilakukan dalam jangka panjang. Tingkat pengangguran dan gangguan mental dinilai akan meningkat.

"Seolah-olah dunia menjadi gila dan semua yang kita diskusikan dilupakan," Anders Tegnell, kepala ahli epidemiologi dan penentu kebijakan penanganan Covid-19 di Swedia.

Menyadur Worldometers.info, Swedia hingga Jumat (26/6/2020) telah mencatatkan 63.890 kasus infeksi Covid-19, di mana angka kematian menembus 5.230 jiwa.

Tingkat rata-rata kematian di Swedia jauh melampaui negara-negara tetangganya yakni 511 kematian per juta penduduk. Berkali-kali lipat dari Denmark (104), Finlandia (59) dan Norwegia (47), yang semuanya memberlakukan pembatasan sosial ketat.

Kondisi iu membuat banyak negara Eropa yang mulai menutup akses pariwisata bagi warga Swedia hingga 30 Juni mendatang. Negara-negara tetangga juga telah mengeluarkan Swedia dari travel bubble kawasn Nordik.

Tegnell mengakui tingkat kematian di Swedia, khususnya bulan ini terlampau tinggi. Dia menyebut tengah mempertimbangkan untuk mengadopsi penanganan Covid-19 negara-negara lain kendati bersikeras bawha strategi saat ini masih berada di jalur yang tepat.

“Kasus (kematian Covid-19) menjadi terlalu banyak, dan tekanan politik menjadi terlalu besar. Dan kemudian (penanganan Covid-19) Swedia berdiri agak sendirian di sana," tandas Tegnell.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 5292716779261639925

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item