Sejarah dan Asal Usul TVRI, Stasiun Televisi Pertama di Indonesia (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2020/06/sejarah-dan-asal-usul-tvri-page-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah dan Asal Usul TVRI, Stasiun Televisi Pertama di Indonesia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem, yaitu VHF dan UHF, setelah dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002, dengan kekuatan 80 Kw.
Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung, dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB, dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif, dan entertain.
TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF.
Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983, dengan acara tunggal siaran berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report, selama setengah jam, pukul 18.30 WIB, di bawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.
Pada perkembangannya, rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS).
Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30–21.00 WIB, dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.
Sekarang tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta, untuk bekerja sama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF.
Di bidang isi siaran akan lebih ditekankan pada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
TVRI masa kini
Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002, dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.
Melalui PERSERO, pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan, baik di bidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM, dan Keuangan.
Sehubungan dengan itu, Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.
Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan.
Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI, melalui restrukturisasi, akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi, sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.
Melalui restrukturisasi tersebut, akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi di atas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar, atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia.
Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber, antara lain dalam bentuk kerjas ama dengan pihak luar, baik swasta maupun sesama BUMN, serta meningkatkan profesionalisme karyawan.
Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran, yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.
Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar di seluruh Indonesia.
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara pada 24 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta. Siaran ini masih hitam putih. TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta.
Dahulu, TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus, dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali).
Pada tahun 80-an dan 90-an, TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara.
TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia sebelum tahun 1989, ketika didirikan televisi swasta pertama RCTI di Jakarta, dan SCTV pada tahun 1990 di Surabaya.