Relawan Perawat COVID-19 di Surabaya Hanya Digaji Rp 750 Ribu Sebulan
https://www.naviri.org/2020/06/relawan-perawat-covid-19-di-surabaya.html
Naviri Magazine - Pasien positif corona (COVID-19) di Surabaya terus bertambah. Tak ayal petugas medis pun harus bekerja keras merawat pasien COVID-19. Kekurangan tenaga medis menjadi hal yang tak terelakkan di tengah pandemi corona yang tak diketahui kapan ujungnya.
Mengantisipasi kurangnya tenaga medis, khususnya perawat pasien COVID-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya membuka lowongan tenaga relawan. Untuk dapat menemukan relawan perawat yang kompeten, Dinkes pun menggandeng organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Surabaya.
"Sejak corona merebak di Surabaya bulan Maret lalu, kita dipanggil Ibu Kadinkes untuk merekrut tenaga relawan perawat, sebagai antisipasi kekurangan tenaga medis khususnya perawat pasien COVID-19," jelas Misutarno, Ketua PPNI Kota Surabaya.
Memenuhi permintaan Dinkes Kota Surabaya, lanjut Misutarno, pihaknya lantas melakukan pengumuman rekrutmen tenaga relawan perawat melalui media sosial.
Hasilnya, terdapat 30 perawat yang mendaftarkan diri sebagai tenaga relawan tim medis COVID-19. Dari jumlah tersebut, PPNI kemudian menyeleksi dan memilih 15 orang yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) perawat sebagai relawan. Diakui Misutarno jika pendanaan menjadi kendala bagi pihaknya dalam merekrut tenaga relawan.
"Kita masih belum tahu nanti reward untuk tenaga relawan bagaimana? Tapi tetap kita upayakan reward untuk mereka karena mereka merupakan garda terdepan dalam memerangi COVID-19. Sehingga tenaga perawat yang kita rekrut tidak banyak," papar pria yang juga Sekretaris PPNI Provinsi Jawa Timur ini.
Sementara ini, kata Misutarno, pihaknya hanya dapat mengupayakan uang transport bagi tenaga relawan. Setiap tenaga perawat berhak atas uang transport sebesar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.
Tenaga relawan bertugas enam hari setiap minggu, selama 8 jam per hari.
Kini ke-15 tenaga relawan perawat itu tengah magang di RSUD Soewandhie. Tadinya mereka akan ditempatkan di sebuah rusun milik Pemkot Surabaya di kawasan Dukuh Kupang untuk merawat ODP dan PDP COVID-19. Namun hal tersebut masih belum dapat terealisasi karena adanya pro dan kontra dari masyarakat sekitar rusun.
"Karena masih ada pro dan kontra dari masyarakat, jadi untuk sementara ini tenaga relawan ditempatkan di Soewandhie," tukasnya.
Terkait masih adanya penolakan masyarakat terhadap tenaga medis COVID-19 di lingkungan mereka, Misutarno menyayangkannya. Tim medis COVID-19 merupakan garda terdepan yang 'berperang' melawan corona. Mereka bahkan harus bertaruh nyawa ketika menjalankan tugasnya, sehingga perlu dukungan penuh dari masyarakat.
"Bagaimana kalau seandainya pasien atau perawat COVID-19 adalah kerabat mereka, apakah masih akan menolaknya?" tegasnya.
Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.