Pemblokiran Internet di Berbagai Negara, dari Membungkam Kritik sampai Menutupi Masalah

Pemblokiran Internet di Berbagai Negara, dari Membungkam Kritik sampai Menutupi Masalah, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Dalam laporan panjang bertajuk “Internet Blackouts: The Rise of Government-Imposed Shutdowns” yang terbit di Al Jazeera pada Juni 2019, jurnalis Charlotte Mitchell mengungkapkan di negara-negara yang media tradisionalnya (masih) dikendalikan secara ketat, aliran informasi dari ruang-ruang online bisa dilihat sebagai ancaman bagi pihak berwenang.

Membatasi—atau memblokir—akses internet, tulis Mitchell, adalah salah satu cara yang dipakai pemerintah untuk mengendalikan persepsi warga atas peristiwa politik sehari-hari.

Dalam konteks protes, sebagaimana yang terjadi di Mesir, Sudan, atau Venezuela, pemblokiran internet berfungsi meredam kritik dari para penentang pemerintah, demi “menjaga keamanan nasional”.

Yang paling bermasalah adalah ketika pemblokiran internet dilakukan untuk menutupi pelanggaran HAM yang melibatkan penguasa dan aparat negara. Tertutupnya akses internet telah menghambat upaya kelompok-kelompok HAM dan wartawan untuk memverifikasi jumlah korban tewas setelah terjadinya peristiwa berdarah.

“Kami telah menyaksikan bahwa pemblokiran internet dilakukan untuk menutup-nutupi insiden yang memalukan, untuk menutupi pelanggaran hak asasi manusia, termasuk dugaan laporan pembunuhan,” terang Alp Toker kepada Al Jazeera. Toker adalah direktur Eksekutif Netblocks, LSM yang memantau sensor internet.

Di ranah ekonomi, pemblokiran internet dapat mengganggu aktivitas bisnis dan perbankan. Laporan Brookings Institution, lembaga think tank yang berlokasi di Washington, menyebut bahwa ekonomi global mengalami kerugian $2,4 miliar akibat pembatasan internet antara 2015 dan 2016.

Pada 2016, PBB menyatakan internet termasuk bagian dari hak asasi manusia. Meski begitu, kewenangan PBB untuk mencegah pembatasan internet belum terlihat efektif. Semakin ke sini, kebijakan blokir internet semakin populer di banyak negara—dan sepertinya akan terus dipraktikkan menimbang efektivitasnya.

“Seperti penyakit menular,” ungkap Toker. “Antara satu negara dan yang lainnya saling belajar. Begitu ada negara yang memblokir internet, negara lain berusaha melakukan hal yang sama.”

Related

News 6670606339491554035

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item