Mengapa Pesawat Bisa Melayang di Udara, Padahal Berukuran Raksasa?

Mengapa Pesawat Bisa Melayang di Udara, Padahal Berukuran Raksasa? naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Sama halnya seperti kapal laut, pesawat terbang juga menyimpan satu misteri yang belum banyak diketahui kalangan umum. Sebab, dengan tubuh yang sedemikian besar dan berat, burung besi itu bisa melayang-layang di udara. Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi?

Dilansir dari Explainthatstuff, pada dasarnya pesawat melibatkan empat macam gaya, yakni lift (gaya angkat), gravitasi, drag (gaya hambat), serta thrust (gaya dorong). Kombinasi keempatnya membuat bobot pesawat yang mencapai ratusa ton seakan-akan ringan dan bisa mengambang di udara.

Secara sederhana, pada posisi diam atau terparkir, pesawat memanfaatkan gaya gravitasi supaya bisa terjaga, dan tetap berada di permukaan. Kemudian, lift atau gaya angkat harus lebih besar dari gravitasi, untuk bisa membuatnya melayang. Hal ini diakali dengan bentuk sayap pesawat yang agak melengkung.

Desain tersebut memungkinkan bagian bawah pesawat terkena gaya yang lebih besar daripada bagian atas. Pertama, saat pesawat bergerak maju, molekul udara akan lebih dahsyat menggempur bagian bawah sayap, sehingga muncullah gaya dorong ke atas, hingga membuat tubuh pesawat terangkat.

Selain gaya ke atas dan ke bawah, pesawat terbang juga dipengaruhi gaya gesek yang alaminya akan menahan laju pesawat. Supaya bisa maju ke depan, moda udara itu harus punya gaya dorong yang besar. Di sinilah mesin yang tertanam di tubuh pesawat mengambil perannya.

Memanfaatkan baling-baling dan jet, mesin pesawat berfungsi untuk menyedot udara dan mendorongnya ke belakang. ‘Permainan’ udara itu yang membuat pesawat memiliki tenaga tambahan untuk bisa melaju, kendati bobotnya sedemikian berat. Konon, udara yang dihasilkan pesawat dalam sekali sedot, bisa mencapai 55 juta liter.

Jadi, pada prinsipnya pesawat bisa melayang di udara karena berhasil menyeimbangkan semua gaya yang memengaruhinya. Dalam dunia penerbangan, hal itu kerap disebut sebagai The Force, atau manipulasi gaya dan udara.

Sekadar diketahui, pesawat terbang pertama kali ditemukan Wilbur dan Orville Wright atau lebih dikenal Wright bersaudara, pada 1903 silam. Kala itu, konsep pesawat masih sangat sederhana, dengan laju dan ketinggian seadanya. Namun, ada satu hal yang masih dipertahankan hingga kini, yakni adanya lengkungan di kedua sisi sayap.

Related

Science 1658437792166155410

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item