Kisah Warga Banten yang Meninggal, Usai Menahan Lapar dengan Minum Air Galon
https://www.naviri.org/2020/06/kisah-warga-banten-yang-meninggal.html
Naviri Magazine - Satu Keluarga di Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, terpaksa minum air galon isi ulang selama dua hari. Namun kini, Yuli Nuramelia (43) sudah tak ada lagi untuk merawat empat orang anaknya dan sang suami, karena sudah menghembuskan napas terakhirnya.
Keluarga itu harus menahan lapar, dengan meminum air galon, lantaran sang suami, Mohamad Holik (49), yang seharinya menjadi pemungut barang rongsok, tak bisa mendapatkan penghasilan, karena lapak pembeli barang bekasnya tutup.
Begitu pun anak sulungnya yang biasa bekerja sebagai buruh tak bisa menambah penghasilan bagi kedua orangtuanya, karena tempat dia bekerja tutup semenjak merebaknya COVID-19.
Meninggalnya Yulie yang sempat menahan lapar dengan air galon masih menjadi tanda tanya. Karena sebelum meninggal, dia masih sempat menerima bantuan dari para relawan dan donatur dengan kondisi sehat.
"Pagi segar, sehat. Tidak ada keluhan. (Penyebab kematian) karena ada pikiran, kalau kata dokter. Mungkin banyak orang yang ngomongin," kata sang suami, Mohamad Holik.
Penghasilan suami sebagai pemulung barang bekas hanya sebesar Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per hari. Itu pun harus dibagi untuk masak dan kebutuhan hidup lainnya.
Keluarga yang rumahnya masih menumpang secara gratis itu harus menahan lapar dengan mengonsumi air galon selama dua hari, termasuk sang anak yang masih bayi, hanya diberi air mineral isi ulang. Hingga akhirnya berbagai relawan memberikan bantuan bagi keluarga almarhum Yuli.
Omen, salah satu relawan yang sempat memberikan bantuan dan sempat bertemu dengan almarhum, mengaku kaget mendengar Yuli meninggal, lantaran dia baru memberikan bantuan.
"Kalau ada yang bilang keluarga Ibu Yuli enggak kelaparan, itu bohong. Waktu saya kasih bantuan, itu roti, langsung dimakan sama anaknya. Saya kaget pas dapat kabar ibu (Yuli) meninggal dunia," katanya.
Lurah tak percaya warganya kelaparan
Sedangkan pihak Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, mengaku tak yakin keluarga tersebut menahan lapar selama dua hari dengan meminum air galon isi ulang. Karena pihak kelurahan tak mendapatkan laporan adanya warga yang kelaparan selama COVID-19.
"Dua hari enggak makan, saya sendiri enggak percaya juga, ya. Karena saya dapat informasi beliau masih makan," kata Lurah Lontar Baru, Dedi Sudradjat.
Pihaknya juga tidak bisa memastikan penyebab Yuli meninggal dunia. Karena berdasarkan laporan yang dia terima dari tim medis, almarhum tidak terpapar COVID-19. Begitupun dengan kelaparan, Dedi mengaku kelaparan tidak membuat Yuli meninggal dunia.
"Kalau penyebabnya, saya belum tahu pasti, tapi dokter bilang bukan COVID-19. (Menahan lapar) saya kira bukan itu. Pihak puskesmas bilang meninggal di jalan. Bukan juga (meninggal) karena kelaparan," jelasnya.
Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.