Kasus UFO yang Menghebohkan Negara-negara Terkuat di Dunia (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2020/06/kasus-ufo-yang-menghebohkan-page-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kasus UFO yang Menghebohkan Negara-negara Terkuat di Dunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Laporan itu jelas menjatuhkan hipotesa bahwa itu misil. Karena, hingga teknologi yang ada sekarang, untuk membuat misil jarak jauh harus ditambah sayap untuk mempertahankan terbang di ketinggian secara konsisten dalam jarak jauh.
Ada sesuatu yang tidak biasa terjadi antara benda-benda terbang ini, yaitu mereka beberapa kali saling bertabrakan satu sama lain. Meski jumlah tabrakan itu sangat sedikit, namun beberapa orang sempat melihat dan melaporkannya.
Anehnya lagi, peristiwa tabrakan ini hampir semua terjadi di atas area danau. Pihak militer Swedia, yang melakukan penyelaman ke danau, tidak menemukan benda-benda yang mencurigakan.
Kecelakaan yang paling terkenal terjadi di danau Kölmjärv, Swedia. Para saksi melaporkan kejadian itu berlangsung cepat, dengan 2 objek berwarna abu-abu, berbentuk seperti roket, dengan sayap yang bertabrakan, kemudian jatuh ke dalam danau.
Salah seorang saksi mengatakan, dia mendengar suara seperti petir, yang diduga adalah objek tersebut, yang meledak di dalam air. Namun, 3 minggu kemudian, saat militer Swedia menyelam ke dalam danau itu, mereka tak mendapatkan hasil apa pun.
Setelah penyelaman di danau Kölmjärv selesai, ketua penyelaman dari Swedish Air Force, Karl-Gösta Bartoll, memberikan kesimpulan bahwa benda yang bertabrakan itu telah hancur berkeping-keping. Benda itu kemungkinan terbuat dari material yang ringan, seperti magnesium alloy, yang dapat hancur dengan mudah, dan tidak memberikan petunjuk apa pun pada para penyelam.
Pada 10 oktober 1946, staff kementerian pertahanan Swedia membuat pernyataan sebagai berikut:
“Kebanyakan penyelidikan yang dilakukan tidak menemui hasil apa pun, dan hal ini harus dihadapi dengan pikiran yang skeptis, meskipun observasi-observasi yang telah dilakukan tidak dapat juga mengatakannya sebagai fenomena alam (hujan meteor). Tapi radar dan perlengkapan lain menunjukkan bahwa benda-benda itu berasal dari bumi.”
Pada 3 Desember 1946, Swedish Ghost Rocket Committe, kelompok khusus yang ditugaskan meneliti fenomena ini, dalam memonya menerangkan bahwa telah menerima hampir seribu laporan Ghost Rocket, dan 30 objek yang dicurigai sebagai pecahannya tengah diteliti oleh FOA yang kemudian dikatakan sebagai pecahan meteorit.
Namun, pada 29 Desember, Swedish Defense Staff mengklarifikasi memo tersebut dengan mengatakan 225 dari ribuan laporan yang masuk telah dipastikan bahwa yang terlihat adalah benar-benar bukan meteorit.
Pada 22 Agustus, kepala Central Intelligence Group (CIG), Letnan Jendral Hoyt Vandenberg, menulis sebuah memo rahasia kepada presiden Amerika Serikat saat itu, Harry Truman, berdasarkan informasi dari Doolittle dan Sarnoff, dua orang intelijen Amerika yang sebelumnya telah melakukan investigasi langsung ke lapangan.
Vandenberg menyatakan bahwa asal Ghost Rocket ialah Peenemunde yang saat itu dikuasai Rusia. Misil-misil itu adalah misil V-1 dan V-2 yang ditingkatkan daya jelajahnya, dan dibidikkan ke arah teluk Bothnia. Seharusnya, misil-misil ini tidak terbang ke arah wilayah Swedia. Mungkin karena adanya intimidasi, kesalahan teknis, atau teknologi yang belum sempurna, akibatnya misil-misil itu ”nyasar”.
Kelemahan teori ini adalah tidak adanya catatan roket/misil yang diluncurkan dari fasilitas di Peenemunde setelah 21 Febuari 1946.
Meskipun pernyataan resmi dari militer Swedia dan Amerika tidak menemui titik terang, USAFE (United StateAir Force Europe) mengeluarkan sebuah dokumen tertanggal 4 November 1948, yang secara garis besar percaya bahwa objek-objek terbang itu milik mahkluk luar angkasa, yang diyakini memiliki peradaban sangat maju.
Ternyata, kejadian Ghost Rocket tak hanya terjadi di daerah Skandinavia. Tetapi juga terjadi di Yunani yang terletak ribuan kilo jauhnya. Meski kejadian dan laporannya tak sebanyak yang terjadi di Skandinavia, tetapi sudah cukup untuk menambah kehebohan dunia saat itu.
Benda-benda terbang yang memiliki kesamaan ciri dengan Ghost Rocket terlihat di langit Yunani, terutama di Thessaloniki.
Dalam wawancara pada 5 September 1946, perdana menteri Yunani saat itu, Konstantinos Tsaldaris, mengatakan penampakan itu tak hanya terjadi di Thessaloniki, namun juga terjadi di daerah Macedonia dan Salonika pada 1 September 1946.
Pada pertengahan bulan itu juga, Ghost Rocket dilaporkan di beberapa negara lain, seperti Portugal, Belgia, Maroko, dan Italia.