John Kei: Sempat Menjadi Sosok Religius Saat di Penjara, Kini Kembali Brutal
https://www.naviri.org/2020/06/john-kei-sempat-menjadi-sosok-religius.html
Naviri Magazine - Tim Gabungan Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Tangerang Kota mengamankan John Kei dan 22 orang lainnya di Kompleks Titian Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Tubagus Ade Hidayat, menegaskan, dalam mengamankan kelompok ini polisi sempat melepaskan tembakan untuk memberikan peringatan saat mengamankan kelompok John Kei. Karena, kata dia, terduga pengeroyok itu berupaya menghalangi penangkapan John Kei.
Keluar masuk penjara seperti sudah menjadi asam garam bagi John Kei. Pembunuhan Tan Harry Tantono bukan kasus pertama yang membuatnya dipenjara. Dua tahun setelah hijrah dari Maluku Tenggara, tanah kelahirannya, ke ibu kota Jakarta, John Kei sudah berkenalan dengan penjara.
John Kei yang masih berusia 23 tahun pernah membunuh orang di tempatnya bekerja sebagai sekuriti, sebuah hostel dan kafe di Jalan Jaksa, Jakarta. Meskipun mengaku tak pernah berniat membunuh, John Kei menebas leher korbannya dengan parang. Itu dilakukan tak lama setelah pertengkarannya dengan korban didamaikan polisi.
John Kei, yang ternyata tidak bisa menerima perdamaian itu, pulang ke tempat tinggalnya untuk mengambil parang, lalu kembali ke kafe dan berduel.
"Di luar dugaan, parang pas kena leher, mati. Saya kejar mereka yang lain lari, saya hantam lagi kakinya," tutur John Kei dalam sebuah talk show di televisi swasta April tahun lalu, soal peristiwa pada 12 Mei 1992 itu.
Sempat buron, John Kei akhirnya menyerahkan diri ke polisi dua pekan kemudian. Itulah untuk pertama kalinya pria yang tubuhnya penuh tato itu merasakan dinginnya penjara. Namun, di penjara, John Kei yang kala itu mengaku tak menyesal selalu menjadi biang keributan kendati dipindahkan ke penjara lain.
Setelah keluar penjara, beberapa tahun kemudian nama John Kei kembali dikaitkan dengan sejumlah kasus kekerasan, salah satunya pembunuhan Basri Sangaji pada 2004.
Basri juga merupakan tokoh Maluku dan sama-sama punya bisnis jasa debt collector. Rumor tewasnya Basri berlatar belakang persaingan bisnis dengan John Kei. Meskipun begitu, John Kei tak pernah sampai masuk penjara dalam kasus ini.
Enam tahun berselang, namanya kembali dikaitkan bentrok di Blowfish, klub kongkow elite di Plaza City Jakarta. Dua orang meninggal akibat bentrok pada 4 April 2010.
Saat kasus ini disidangkan, bentrok kembali terjadi depan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tepatnya pada 29 September 2010. Bentrokan mengakibatkan tiga korban tewas dan sejumlah korban lain luka serius akibat bacokan, termasuk tiga polisi.
Setelah kasus pembunuhan Tan, John Kei yang menghabiskan waktu 7 tahun di Lapas Nusakambangan mulai menunjukkan pertobatan. Di sana, dia dikenal lebih relijius. John Key bahkan menjadi pengkhotbah pada perayaan Natal terakhirnya di Lapas Nusakambangan, sebelum keluar dengan status bebas bersyarat keesokan harinya.
Siapa sangka lelaki dari Kepulauan Kei nan indah itu kembali tersangkut kasus kekerasan?
Dendam terhadap Nus Kei
Tim Gabungan Polda Metro Jaya, bersama Polres Metro Tangerang Kota, mengamankan John Kei dan 22 orang lainnya di Kompleks Titian Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Aksi gerombolan bersenjata di Perumahan Green Lake, Cluster Australia, Jalan Boulevard Australia, No. 52, Ketapang, Cipondoh, Kota Tangerang, Minggu 21 Juni 2020, siang kemarin akhirnya terkuak. Pemicu serangan tersebut adalah dendam John Kei terhadap Nus Kei.
Berawal dari serangan anggota John Kei terhadap kedua anggota Nus Kei di wilayah Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu siang.
Dalam serangan itu, dua orang terluka. Salah seorang bernama Yustus Dorwing Rahakbau bahkan meninggal dunia. Sedang seorang lainnya, yaitu Angki Runatora, mengalami cacat, dua jarinya putus dibacok.
Dari Kosambi, gerombolan anak buah John Kei langsung menuju Tangerang, ke rumah Nus Rumatora alias Nus Kei di Perumahan Green Lake, Cluster Australia, Jalan Boulevard Australia, No 52, RW05, Cipondoh.
Dijelaskan Kapolsek Cipondoh Kompol Jimmy M Simanjuntak, dalam serangan ke rumah itu Nus Kei tidak ada. Diduga sudah berhasil kabur. Hanya tinggal adik, anak, dan istrinya.
"Bahwa pada saat kejadian tersebut yang berada di dalam rumah adalah Reni, istri Nus Kei, Anggi anak Nus Kei, Tio anak Nus Kei, dan Ririn adik istri Nus Kei," terang Jimmy, kepada wartawan di Cipondoh.
Mereka semuanya selamat, karena berhasil sembunyi ke lantai atas rumah dan lompat menyeberang ke rumah sebelahnya. Akibatnya, kelompok John Kei pun merusak barang-barang Nus Kei yang ada di rumah.
"Mereka merusak rumah Nus Kei dengan cara mendobrak pintu, memecahkan kaca jendela dengan barbel dan merusak ruang tamu, serta kamar tidur dengan senjata tajam berupa parang," sambung Jimmy lagi.
Tidak hanya itu, kelompok ini juga merusak dua unit mobil Nus Kei, yaitu Mazda X7 B 16 KEI dan Toyota Yaris B 8669 LJ, serta Mitsubishi Pajero B 1373 BJP milik tetangga Nus Kei.
Tidak menemukan apa yang dicari, kelompok John Kei pulang. Melihat gerbang Cluster Australia ditutup pagar besi, mereka menabrak dan membuang tembakan 7 kali hingga mengenai driver ojek online (ojol) bernama Ardi.