Ini Pentingnya Jaga Jarak untuk Mencegah Penularan Virus Corona (Bagian 1)

Ini Pentingnya Jaga Jarak untuk Mencegah Penularan Virus Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Tidak perlu panik. Tak perlu pula dipusingkan istilah self distancing, self isolation, self quarantine, atau bahkan lockdown. Karena, kalau mengikuti istilah, ada banyak lagi sebutan. Yang jelas, ini upaya kita bersama untuk mencegah penyebaran lebih luas wabah virus corona (Covid-19).

Self distancing adalah memastikan jarak aman kita dengan orang lain. Ada yang menyebut langkah ini sebagai social distancing ketika diberlakukan tak lagi di tataran orang per orang tetapi sudah sebagai langkah bersama.

Dengan satu orang menarik diri ke jarak aman, dia berpeluang mencegah penularan lebih lanjut, karena "jalur" penularan terputus.

Sementara itu, self isolation kurang lebih sama artinya dengan self quarantine, yaitu membatasi diri sendiri untuk tak berinteraksi dengan orang lain.

Bedanya, istilah isolasi biasanya dipakai untuk mereka yang diyakini dapat terpapar alias berisiko terpapar virus, sementara karantina adalah untuk mereka yang diyakini telah terpapar meski belum memperlihatkan gejala sakit.

Adapun lockdown merupakan upaya untuk membatasi interaksi satu komunitas dengan komunitas lain. Misal, interaksi warga daerah dengan banyak kasus positif infeksi corona dengan warga dari daerah lain.

Saat lockdown diterapkan—terutama dalam kaitannya dengan wabah—arus keluar dan masuk kawasan dibatasi. Hanya kebutuhan darurat dan atau medis yang biasanya masih diizinkan dalam konteks ini.

Prinsipnya, istilah-istilah itu adalah cara untuk meminimalkan kontak yang terlalu dekat, yang memungkinkan kita saling terpapar cipratan cairan sistem pernapasan orang lain.

Mengapa? Apa pula kaitannya dengan wabah virus corona?

Virus penyebab wabah ini, 2019-nCoV, menyebar hanya melalui cipratan (droplet) cairan pernapasan tersebut. Bukan lewat udara. Tantangannya, saat kita bicara saja, kadang-kadang tak sengaja ada ludah yang nyiprat, kan?

Ludah memang bukan bagian dari sistem pernapasan, tetapi sangat dekat dengan sistem pernapasan bahkan "bertemu" di pangkal mulut. Jadi, risiko ada virus corona di dalam air ludah pun sama besarnya dengan dahak dan ingus.

Penjelasan yang sama merupakan alasan bagi orang yang sudah positif terinfeksi virus corona atau bahkan sekadar punya masalah dengan infeksi pernapasan—seperti batuk dan pilek—menggunakan masker. Yaitu biar virusnya tidak menyebar lewat cipratan cairan itu.

Bagaimana dengan orang sehat, apakah perlu pula pakai masker? 

Sejatinya, orang sehat tidak perlu pakai masker. Karena masker lebih bertujuan mencegah cipratan keluar daripada masuk.

Namun, kalau tidak yakin bahwa lingkungan sekitar benar-benar steril dari cairan saluran napas yang terinfeksi virus, minimalkan risiko paparan dengan memakai masker. Ini mencegah pula tangan kita yang mungkin sedang tak steril untuk menyentuh hidung dan mulut.

Penerapan istilah-istilah pembatasan interaksi tadi—masing-masing ataupun sekaligus bersamaan—menjadi penting karena ada tantangan lain dari wabah virus corona ini. Bahkan cipratan cairan pernapasan yang menempel di permukaan barang, bisa menempel di tangan atau anggota badan orang lain.

Baca lanjutannya: Ini Pentingnya Jaga Jarak untuk Mencegah Penularan Virus Corona (Bagian 2)

Related

Health 2842422976080079315

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item