Ini 3 Ciri Khas yang Selalu Ada Dalam Film-film Quentin Tarantino
https://www.naviri.org/2020/06/ini-3-ciri-khas-yang-selalu-ada-dalam-film-tarantino.html
Naviri Magazine - Quentin Tarantino adalah salah satu sutradara film Hollywood yang terkenal, bahkan karya-karyanya kerap dipuji banyak kalangan. Sebagian orang menyukai film-film Quentin Tarantino, sementara sebagian lain tidak. Alasannya tentu beragam, dari kecocokan atau ketidakcocokan sampai selera.
Berikut ini adalah tiga ciri khas yang selalu ada dalam film-film garapan Quentin Tarantino. Tiga ciri khas ini menjadi kelebihan sekaligus kekurangannya, hingga ada banyak orang suka menonton film Quentin Tarantino, juga ada pula yang tidak.
Dialog panjang
Ciri khas yang selalu ada di setiap filmnya adalah dialog-dialog panjang yang terkadang di-shot dalam satu long-take.
Luar biasanya, meskipun penuh dengan dialog panjang, film tidak jatuh membosankan. Justru dialog panjang tersebut semakin menguatkan jalan cerita dan membuat mata semakin terpaku menatap layar lebar.
Sayangnya, tidak semua orang suka dengan film yang memiliki banyak dialog panjang. Bagi mereka yang tidak suka, dialog-dialog panjang tersebut akan terasa membosankan. Kelebihan ini sekaligus menjadi kekurangannya.
Karakterisasi
Selain dialog-dialog panjang, penokohan menjadi poin plus selanjutnya. Tokoh-tokoh yang menjadi pusat atau inti cerita, selalu dibekali background menarik dan karakterisasi mendalam.
Hal ini juga terlihat pada tokoh-tokoh pendukungnya. Malah, terkadang tokoh pendukung justru lebih mencuri perhatian dibandingkan tokoh utamanya.
Sekuen aksi penuh darah
Inilah suguhan utama Tarantino. Sajian aksi sadis yang melibatkan potongan-potongan tubuh dan banjir darah.
Para penggemar film aksi brutal tentunya bersorak kegirangan menyaksikan pembantaian di layar lebar. Hebatnya, Tarantino mampu mengemasnya dengan elegan. Mewah. Sama sekali tidak murahan.
Namun sayangnya, lagi-lagi tidak semua orang suka dengan film-film yang menampilkan banyak kekerasan secara vulgar di dalamnya.
Bagi yang tidak kuat melihat darah, sangat berpotensi membuat perut mual dan akhirnya muntah. Parade adegan aksinya yang sadis pada akhirnya tidak bisa dinikmati semua orang. Hal ini juga yang menjadi kekurangannya.
Berdasarkan tiga poin di atas, ada dua alasan yang menjadi penghalang bagi film-filmnya Tarantino untuk bisa dinikmati semua orang, yakni dialog panjang dan adegan aksinya yang sadis.
Umumnya, penonton akan lebih menyukai film ber-genre drama, horor, komedi hingga aksi yang tidak terlalu banyak dialog.
Tujuan utama orang menonton film adalah mencari hiburan, sedangkan film-film Tarantino menuntut penontonnya untuk fokus melihat barisan dialog panjang agar mengerti apa yang ingin disampaikan sang sutaradara, atau dengan kata lain, berpikir. Konsep menonton sambil berpikir keras inilah yang mungkin tidak disukai sebagian orang.