Air Laut Terus Naik, Tanah Semakin Turun: Pekalongan Terancam Tenggelam
https://www.naviri.org/2020/06/air-laut-terus-naik-tanah-semakin-turun.html
Naviri Magazine - Pembangunan tanggul raksasa dengan panjang sekitar 7,26 kilometer, yang dibiayai dari APBN (Rp 465,97 miliar) sebagai solusi jangka panjang pemerintah untuk mengatasi banjir dan rob di Kota dan Kabupaten Pekalongan, perlu dikaji kembali secara komprehensif.
Hal ini disebabkan karena penyebab utama rob dan banjir yang mengepung wilayah Pekalongan Utara selama belasan tahun belakangan adalah penurunan muka tanah.
Jadi, pembangunan tanggul raksasa bukan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah rob dan banjir di kota dan kabupaten Pekalongan, melainkan hanya sekadar menahan debit air untuk sementara waktu. Dan jika penurunan tanah terus terjadi, maka tanggul akan turut tenggelam.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan penelitian yang dilakukan ahli Geodesi dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 2018, laju penurunan muka tanah di Kota Pekalongan 10-20 centimeter per tahun.
Lebih jauh lagi, pada tahun yang sama (2018), penelitian serupa dari Lembaga Swadaya Masyarakat Kemitraan menyebut bahwa laju penurunan muka tanah di Kota Pekalongan 25-34 centimeter per tahun. Dari kajian ini, peneliti ITB memprediksikan bahwa 30 tahun lagi Pekalongan akan tenggelam.
Penurunan muka tanah di Kota Pekalongan, khususnya terjadi karena beberapa faktor, diantaranya karena pengeboran sumur air bawah tanah yang masif, pemadatan alamiah, aktivitas tektonik, dan beban bangunan. Dari beberapa faktor ini, pengeboran/penggalian sumur air bawah tanah menjadi penyumbang terbesar penurunan tanah, yakni 13-18 cm per tahun.
Prediksi 30 tahun lagi Pekalongan akan tenggelam patut dijadikan sebagai “alarm”, khususnya pemerintah Kota dan Kabupaten Pekalongan, untuk segera mengambil kebijakan yang tepat dan komprehensif untuk menelurkan solusi permanen/jangka panjang dalam mengatasi banjir dan rob di Kota dan Kabupaten Pekalongan.
Langkah awal yang bisa ditempuh oleh Pemerintah Kota dan Kabupaten Pekalongan selain mengefektifkan pengelolaan air dari saluran di pemukiman dan pinggir jalan, membenahi pintu-pintu air dan pengerukan sungai, adalah menghentikan atau setidaknya memperlambat laju penurunan muka tanah. Turunan dari langkah ini bisa dalam bentuk menghentikan penggalian sumur bawah tanah dan mengontrol pembangunan gedung-gedung besar.
Langkah-langkah dan kebijakan semacam ini, dimungkinkan bisa menjawab permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kota dan Kabupaten Pekalongan yang terdampak rob menjadi solusi jangka panjang.