Sempat Di-PHK karena Wabah Corona, 27 Ribu Karyawan Boeing Kini Dipanggil Kerja Lagi
https://www.naviri.org/2020/05/sempat-di-phk-karena-wabah-corona.html
Naviri Magazine - Boeing berencana memanggil 27 ribu karyawannya untuk kembali bekerja ke pabrik di Washington, Amerika Serikat (AS). Pemanggilan para pekerja akan dilakukan secara bertahap.
Presiden dan CEO Boeing Commercial Airplanes, Stan Deal, menerangkan pemanggilan kembali dilakukan setelah perseroan memastikan memiliki basis pasokan yang andal.
"Kami sudah menyediakan peralatan pelindung pribadi, dan kami akan menjalankan semua langkah keamanan untuk melanjutkan pekerjaan penting bagi pelanggan kami," ujarnya.
Pengumuman pemanggilan kembali karyawan itu bertepatan dengan rencana Presiden AS Donald Trump melonggarkan pembatasan melalui tiga fase. Trump juga berencana membuka kembali sejumlah operasional bisnis yang tutup sementara akibat penyebaran virus corona.
Pada 2 April 2020 lalu, produsen pesawat itu sempat menawarkan program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sukarela kepada karyawan. Sebab, perusahaan memprediksi butuh waktu bertahun-tahun bagi industri penerbangan untuk pulih dari krisis akibat pandemi virus corona.
CEO Boeing, Dave Calhoun, dalam memonya kepada karyawan mengatakan paket PHK sukarela itu disertai gaji dan tunjangan. Ia menuturkan alasan perusahaan menawarkan program PHK sukarela adalah untuk mengurangi potensi tindakan bagi tenaga kerja dalam bentuk lainnya.
Awal tahun 2020, produsen pesawat dan jet itu tercatat memiliki 161 ribu karyawan, dan sekitar sepertiga dari mereka diwakili oleh serikat pekerja.
Seperti diketahui, maskapai penerbangan memangkas jadwal mereka 70 persen hingga 90 persen, akibat penurunan permintaan di tengah pandemi.
Awal pekan ini, layanan pelacakan Circium memperkirakan hampir 14 ribu armada yang terpaksa diparkirkan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia. Jumlah itu mewakili 63 persen dari total armada global.
Boeing melaporkan bahwa pelanggan membatalkan pesanan untuk 150 armada pada Maret dan 41 pesanan pada Februari lalu. Tak hanya itu, maskapai juga menunda tanggal pengiriman jet yang telah mereka pesan.
Boeing sendiri mengantongi hampir 30 persen dari pendapatannya tahun lalu dari penjualan ke militer AS.
Saat ini, perusahaan juga tengah menunggu persetujuan dari bagian Administrasi Penerbangan Federal AS untuk kembali menerbangkan 737 Max.
Beberapa waktu lalu mereka terpaksa melakukan grounded terhadap armada jenis 737 Max 8. Sebagaimana diketahui, Boeing 737 Max 8 milik Lion Air dan Ethiopian Airlines jatuh, tak lama usai lepas landas, sehingga menewaskan ratusan penumpang dan kru.
Boeing juga menyatakan akan bersiap untuk melanjutkan produksi 737 Max di pabrik Washington yang dihentikan pada Januari akibat insiden fatal tersebut.