Yahoo, Situs dengan 200 Juta Pengguna Per Bulan yang Kini Sepi
https://www.naviri.org/2020/03/yahoo-situs-dengan-200-juta-pengguna.html
Naviri Magazine - Suatu hari di bulan Juli 1995, Jerry Yang, alumni Stanford University, ditanya dalam forum BusinessWeek Online, soal seberapa sering ia menjelajah internet. “Ketika hidup, dalam tiap tarikan napas, juga tatkala terlelap dalam tidur, saya selalu menjelajah internet,” jawab Yang. Tapi, Yang kemudian menambahkan bahwa jawaban itu “guyonan” semata.
Jawaban Yang mungkin guyonan. Namun, dalam praktiknya, Yahoo tak pernah tidak dijelajahi orang. Perusahaan yang pernah menjadi raksasa di dunia maya itu adalah hidup Yang.
Dalam Inside Yahoo!: Reinvention and the Road Ahead (2002), Karen Angel menulis, “Yahoo ... salah satu fenomena terhebat akhir 1990-an. Ia menjelma budaya populer, patokan pebisnis dalam memonitor pasar saham, hingga petunjuk tren bagi wirausahawan.”
Hingga awal 2000-an, ada 200 juta warga maya dunia yang menengok Yahoo tiap bulan. Pantas saja nilai perusahaan ini sempat lebih tinggi dibandingkan gabungan Walt Disney Company dan News Corporation bikinan Rupert Murdoch.
Suatu saat manusia harus mengembuskan napas terakhir. Demikian pula Yahoo. Bulan ini, sebagaimana dirilis laman resmi Yahoo, perusahaan ini perlahan membekukan Yahoo Groups, layanan mailing list, diskusi maya, dan forum yang diakses penggunanya, baik melalui situs web maupun email.
Menurut laman tersebut, pengguna tidak dapat lagi mengunggah konten ke laman Yahoo Groups, terhitung sejak 21 Oktober 2019. Mulai 14 Desember, semua unggahan yang tersimpan di layanan yang pernah populer sebelum media sosial lahir ini akan dihapus.
Namun, Yahoo menegaskan bahwa Yahoo Groups "masih tetap beroperasi", yakni melalui email @yahoogroups. Tetapi, semua grup atau kelompok yang terdaftar di layanan yang tercipta atas peleburan dua forum online, yakni Yahoo! Club, forum yang dirilis Yahoo pada 1998, dan eGroups, pesaing Yahoo Club yang akhirnya dibeli Yahoo pada 2000, akan dibuat tertutup.