Tetangga Pasien Corona di Depok Meluruskan Kabar yang Simpang Siur
https://www.naviri.org/2020/03/tetangga-pasien-corona-di-depok.html
Naviri Magazine - Dua warga Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif terjangkit virus Corona. Data identitas korban sempat menyebar di sejumlah grup WhatsApp. Tetangga korban meluruskan soal kabar salah satu pasien yang disebut berdansa dengan WN Jepang.
Anis Hidayah, yang merupakan tetangga korban, meluruskan soal proses interaksi antara pasien Corona dan WN Jepang. Perempuan yang juga Kepala Pusat Studi dan Kajian Migrasi Migrant Care tersebut menuliskan cerita itu di akun Facebook-nya, Selasa (3/3/2020).
Menurut penuturan sang pasien, WN Jepang positif Corona yang diduga menyebarkan virus itu sempat berinteraksi dengan putrinya, yang menjadi host sebuah acara.
"Menurut beliau, putrinya telah demam dan batuk seminggu, dan divonis bronchopneunomia. Observasi dilakukan pasca putri beliau melapor kepada petugas medis di mana mereka dirawat, dan menginfokan bahwa ada telepon yang mengabarkan bahwa ada warga Jepang yang positif corona per 26 Februari dimana yang bersangkutan datang ke acara di Jakarta, dimana putrinya menjadi host pada 14 dan 15 Februari," tulis Anis di akun Facebook-nya.
Selain itu, Anis marah ketika data pribadi tetangganya tersebar di grup WhatsApp. Dia menyesalkan hal itu.
"Yang membuat marah adalah data pribadi pasien tetiba viral di berbagai group WAG. Detail banget, nama, inisial, usia, alamat, dan sejarah pengobatannya. Saya tidak habis pikir siapa yang menyebarkannya. Di WAG perumahan kami tetiba gaduh, panik menanyakan kebenarannya. Saya linglung sesaat, pikiran langsung tertuju pada ibu dan anak yang baru saja diumumkan presiden," lanjut Anis dalam postingan tersebut.
Anis juga mengatakan, dua orang pasien positif corona itu adalah tetangga dekat dan teman diskusinya. Dia mengaku begitu sedih ketika tetangganya terkena Corona, dan data pribadinya disebar.
"Mereka tetangga dekat saya, teman diskusi, teman ngobrol, teman bertanam organik yang sudah seperti keluarga dan sahabat. Sedih banget, pingin marah, tapi kepada siapa?" imbuh Anis.
Anis menyadari kepanikan di situasi seperti ini memang wajar. Namun, dia mencoba meredakan kepanikan warga dan mengimbau agar data pribadi dua pasien Corona itu tidak disebarkan.
"Saya mencoba meredakan WAG ibu-ibu perumahan untuk tidak terus menyebarkan data pasien dan mendoakan yang terbaik bagi pasien agar tertangani dengan segera. Tak bisa dipungkiri, kepanikan itu wajar karena kami semua terkejut. Kami tahu bahwa dua tetangga kami memang sedang sakit typus dan beberapa warga sudah menjenguknya di RS," tuturnya.
Anis selanjutnya bercerita bahwa dua korban Corona itu sudah sempat dibesuk oleh para tetangga. Dia membantah pernyataan Wali Kota Depok, Idris, yang sempat menyebut Perumahan Studio Alam eksklusif.
"Beliau udah mulai membaik, katanya minggu udah pulang, jadi nggak usah dibesuk katanya. Tradisi di perumahan kami yang sudah berlangsung lama adalah menjenguk rame-rame tetangga yang sedang sakit.
“Rencananya ibu-ibu perumahan akan menjenguk pada hari minggu sore setelah acara pasar sahabat bumi. Dan rencana untuk besuk sudah diumumkan ke WAG. Jadi tidak benar statemen walikota yang mengatakan bahwa warga di perumahan kami eksklusif dan saling tidak kenal. Karena kami saling kenal, akrab dan saling peduli," ungkap Anis.
Anis bersama suaminya kemudian berinisiatif menyebarkan pesan tentang kondisi terkini dua pasien Corona itu. Berdasarkan hasil komunikasinya, keduanya ditangani dengan baik.
"Salam. Bapak/Ibu semua. Terkait dengan berita yang sedang beredar, benar adanya itu warga kita, bu M dan mbak S. Saya sudah berkomunikasi dengan beliau, dan insyallah sudah mendapat penanganan dengan baik. Tapi berita yang beredar tanpa konfirmasi dari beliau bisa jadi menambah beban pikiran," bunyi pesan yang disebarkan oleh Anis di WAG warga.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, menerangkan, sebelum dinyatakan positif Corona, si putri terdeteksi berdansa dengan WN Jepang di sebuah tempat di klub Paloma.
Dansa antara korban Corona dan WN Jepang itu berlangsung pada 14 Februari, tepat di hari Valentine. Terawan menyebut, wanita 31 tahun itu berprofesi sebagai guru.
"Jadi dia guru dansa, dan dia berdansa dengan teman dekatnya itu (WN Jepang)," kata Menkes Terawan Agus Putranto dalam jumpa pers di RSPI Sulianto Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3).