Dahsyatnya Letusan Tambora, Gunung yang Pernah Mengguncang Bumi
https://www.naviri.org/2019/12/dahsyatnya-letusan-tambora.html
Naviri Magazine - Tahun 1815 tercatat sebagai "tahun tanpa musim panas" di Eropa dan Amerika Serikat, karena debu dan partikel vulkanik dari letusan gunung Tambora menutupi cahaya matahari.
Turunnya temperatur hingga 3 derajat celcius mengakibatkan hasil panen berkurang secara drastis, sehingga mengakibatkan kelaparan besar, termasuk di Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan Eropa.
Letusan gunung Tambora 4 kali lebih kuat dari letusan gunung Krakatau (1883).
Terjadi Tsunami di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di semenanjung Sanggar di Sumbawa, Maluku, hingga wilayah Jawa Timur.
Letusan ini memakan korban 71.000 korban jiwa (berdasarkan analisis Oppenheimer - 2003).
Hilangnya peradaban di sekitar gunung Tambora. Menurut para ahli sejarah dan arkeolog, terdapat 3 kerajaan lokal yang hilang di sekitar gunung Tambora, yaitu Sanggar, Tambora, dan Pekat.
Letusan gunung Tambora juga menyebabkan kekalahan Napoleon. Dalam pertempuran di Waterloo, 18 Juni 1815, atau yang dikenal sebagai pertempuran terakhir Napoleon setelah pelarian Elba, Napoleon takluk di tangan musuhnya, yaitu negara sekutu Inggris-Belanda-Jerman.
Dalam sebuah teori yang disampaikan oleh Napoleon Society, kekalahan Napoleon dipengaruhi oleh bencana iklim yang ditimbulkan oleh Tambora. Hujan dan badai di malam pertempuran, yang diikuti dinginnya suhu (padahal hari itu sudah masuk musim panas) menyebabkan pasukan Napoleon terjebak dalam lumpur yang menyebabkan efektivitas pasukan kavaleri dan amunisi meriam tidak dapat digunakan.
Padahal, sebenarnya, Napoleon menang dalam jumlah pasukan dibandingkan lawannya.
Dampak letusan gunung Tambora menciptakan penemuan sepeda, pada tahun 1816. Karena letusan gunung Tambora mengakibatkan banyaknya kuda yang mati.