Rahasia di Balik Kesuksesan dan Keberuntungan yang Mencengangkan
https://www.naviri.org/2019/11/rahasia-di-balik-kesuksesan.html
Naviri Magazine - John Brockman, editor sebuah majalah online, meminta para ilmuwan untuk memberi formula sukses favorit mereka. Inilah yang Daniel Kahneman berikan:
Success = talent + luck
Great success = a little more talent + a lot of luck
Konsep keberuntungan masih diperdebatkan oleh banyak orang, karena ada yang setuju dan tak setuju dengan itu. Tapi Kahneman punya penjelasan bagus. Dia memberi contoh turnamen golf profesional—karena turnamen golf sering kali dilakuin dalam dua hari, sehingga hasil hari pertama dan kedua bisa dibandingkan.
Karena banyak dari kita tidak akrab dengan istilah-istilah dalam golf, berikut penjelasan sederhana Kahneman.
Anggaplah kita membandingkan dua pemain dalam sebuah turnamen olahraga. Pemain pertama sangat hebat dan mencetak angka 60 pada hari pertama, sedangkan pemain kedua payah dan cuma mencetak angka 10. Apa yang bisa kita simpulkan dari kedua pemain itu?
Above-average score on day 1 = above-average talent + lucky on day 1
Below-average score on day 1 = below-average talent + unlucky on day 1
Berdasarkan informasi itu, apa yang bisa kita prediksi tentang kedua pemain itu pada day 2?
Pertama-tama, talent (atau bakat atau kemampuan) mereka tak berubah. Yang hebat tetap hebat, yang payah tetap payah. Tapi bagaimana kita memprediksi keberuntungan mereka? Susah. Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menempatkan keberuntungan mereka pada level rata-rata. Dan hasilnya akan beda dari hari pertama.
Kira-kira begini:
Pemain yang hebat akan tetap hebat pada hari kedua, tapi tak sehebat pada hari pertama, karena keberuntungan besar yang dia peroleh pada hari pertama memiliki kemungkinan yang kecil untuk terulang.
Sedangkan pemain yang payah akan tetep payah pada hari kedua, tapi tak sepayah pada hari pertama, karena kesialan yang dia peroleh pada hari pertama memiliki kemungkinan yang kecil untuk terulang.
Jadi, katakanlah pemain hebat itu mencetak angka 60 pada hari pertama dan 40 pada hari kedua, sedangkan pemain payah mencetak angka 10 pada hari pertama dan 20 pada hari kedua. Awalnya, skor mereka 60 berbanding 10. Setelah dua hari, kalo dirata-rata, performa mereka jadi begini:
Pemain pertama (100 : 2 = 50)
Pemain kedua (30 : 2 = 15)
Perbedaan rata-rata performa mereka menyempit dari 50 (hari pertama) menjadi 35 (setelah dua hari). Pada akhirnya, pemain hebat itu akan tetap menang karena memang punya talenta lebih besar. Tapi poinnya, keberuntungan dan kesialan itu ada dalam hidup semua orang.
Kalo kita masih bingung kenapa keberuntungan pemain hebat itu lebih mungkin untuk menurun daripada meningkat pada hari kedua, bayangkan angka-angka keberuntungan kita dalam bentuk sebuah dadu. Saat keberuntungan ada di angka 5, kemungkinannya meningkat ke angka 6 hanya 1/6, sedangkan kemungkinannya untuk menurun ada 4/6.
Bukan tak mungkin si pemain hebat itu akan main lebih hebat lagi pada hari kedua. Mungkin. Tapi kecil kemungkinannya (hal sebaliknya berlaku buat si pemain payah). Kita memang bicara probabilitas, bukan kepastian. Yang pasti dalam hidup itu tak ada, tapi yang lebih mungkin terjadi jelas ada.
Kemungkinan terakhir: mungkinkah kedua pemain itu main pada level yang sama pada hari kedua? Bisa saja, tapi dengan analogi dadu, kemungkinannya hanya 1/6.
Sekarang coba jawab ini: apa kita bisa membuat dua tanda tangan yang sama persis? Nyaris mustahil, kan? Tanda tangan kedua pasti lebih bagus atau lebih jelek—atau lebih tepat atau tidak tepat. Jadi, apa kita percaya sukses adalah kombinasi talenta dan keberuntungan?