Di Nusantara, Onde-onde ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit
https://www.naviri.org/2019/11/di-nusantara-onde-onde.html
Naviri Magazine - Onde-onde adalah jajanan pasar yang populer di Indonesia. Onde-onde terbuat dari tepung terigu ataupun tepung ketan yang digoreng atau direbus, dan permukaannya ditaburi biji wijen.
Terdapat bermacam variasi, yang paling dikenal adalah onde-onde yang terbuat dari tepung ketan, dan di dalamnya diisi pasta kacang hijau. Variasi lain dibuat dari tepung terigu dan diberi warna pada permukaannya, yang merupakan onde-onde khas Mojokerto.
Bagaimana sejarah onde-onde?
Onde-onde dibuat pertama kali pada masa Kekaisaran dari Dinasti Zhou (1045-256 SM) alias lebih dari 2.300 tahun lalu. Pembuatnya adalah dua tukang masak kerajaan yang membuat onde-onde sebagai makanan yang diperuntukkan bagi para tukang kayu dan batu, yang saat itu sedang bekerja membangun istana kaisar.
Makanan tersebut terbuat dari gandum, dan warnanya merah putih, serta berasa manis, yang melambangkan keselamatan dan kebersamaan.
Sementara Wikipedia menyebut bahwa onde-onde berasal dari masa sekitar 1500 tahun lalu, pada masa kekaisaran Dinasti Tang (600-900M).
Keberadaan onde-onde pada masa itu sempat dituliskan dalam sebuah karya seorang sastrawan Tiongkok, Wang Fanzhi, yang hidup pada sekitar abad ke-7 M. Disebutkan bahwa pada saat itu merupakan salah satu makanan istana kekaisaran di Chang’an, dan dikenal dengan sebutan ludeui.
Penyebutan onde-onde (jian dui dalam bahasa Mandarin) di Tiongkok ternyata berbeda-beda, tergantung pada daerah dan latar belakang budaya. Di kawasan utara Tiongkok, onde-onde dikenal sebagai matuan, di timur laut disebut sebagai ma yuan, dan di Hainan sebagai jen dai.
Dalam perkembangannya, dan seiring migrasi warga Tiongkok ke berbagai kawasan, onde-onde menyebar ke selatan, bahkan akhirnya berkembang luas hingga Asia Timur dan Tenggara. Sehingga tidak mengherankan jika onde-onde sekarang mudah dijumpai dan dikenal di berbagai negara seperti Indonesia, Vietnam, Filipina dan Malaysia.
Di Indonesia, onde-onde konon sudah dikenal sejak jaman kerajaan Majapahit (1300-1500 M), dimana salah satu kotanya, Mojokerto, konon dikenal juga sebagai kota onde-onde.
Kalau kita melihat tahun-tahun keberadaan kekasisaran Dinasti Tang dan kerajaan Majapahit, kita bisa menebak bahwa onde-onde memang dibawa orang-orang Tiongkok yang berkunjung ke Majapahit pada masa itu, salah satunya Laksamana Zheng He atau Cheng Ho dari masa kekaisaran Dinasti Ming (1368-1644).
Jika awalnya onde-onde diperuntukkan bagi para pekerja yang sedang membangun istana kekaisaran dan kemudian menjadi kue istana, maka dalam perkembangannya onde-onde dikenal sebagai salah satu kue yang disajikan dalam perayaan Tahun Baru China. Dalam perayaan tahun baru China, onde-onde memiliki makna khusus.
Bentuk onde-onde yang bulat dan permukaan berwarna kekuningan (karena ditaburi wijen) melambangkan keberuntungan. Sementara bentuk onde-onde yang mekar saat digoreng melambangkan harapan mengenai perkembangan usaha yang dilakukan.