Misteri Lenyapnya Perpustakaan-perpustakaan Terbesar di Dunia
https://www.naviri.org/2019/09/misteri-lenyapnya-perpustakaan.html
Naviri Magazine - Salah satu misteri terbesar tentang perpustakaan yang hilang adalah hilangnya keberadaan The Great Library Alexandria. Banyak perdebatan tentang kapan dan bagaimana hilangnya perpustakaan ini. Beberapa rumor bilang, perpustakaan ini dibakar oleh Julius Caesar pada tahun 391 SM, dan beberapa yang lain bilang perpustakan ini dihancurkan dan dirampok oleh bangsa lain.
Tapi ternyata, selain perpustakaan Alexandria, beberapa perpustakaan lain juga hilang ditelan waktu. Kenapa perpustakaan-perpustakaan ini menghilang, masih belum diketahui. Berikut uraiannya.
The Library Of Aristotle
Tahun 335 SM, Aristoteles pindah ke Athena dan mendirikan sekolah di Lyceum. Di sekolah ini, dia mulai mengumpulkan beberapa buku dan mendirikan perpustakaan pribadi pertama di Eropa. Konon, perpustakaan Alexandria terinspirasi dari metode Aristoteles dalam mengatur dan mengembangkan koleksi bukunya.
Setelah kematian Aristoteles, perpustakaan ini dikelola oleh mantan muridnya, Theophrastus. Setelah itu, perpustakaan ini secara turun temurun diturunkan kepemilikannya, dan terakhir diketahui dikelola oleh Neleus.
Beberapa orang mengatakan, banyak koleksi buku Aristoteles yang masuk ke dalam perpustakaan Alexandria. Tapi belum jelas, karena perpustakaan Alexandria juga menghilang dari sejarah.
The Library Of Pergamon
Perpustakaan ini adalah tandingan perpustakaan Alexandria. Pergamon adalah kota kuno yang didirikan oleh dinasti Attalid di bagian negara Turki modern. Menghilangnya perpustakaan ini menghasilkan misteri yang besar. Beberapa orang berpendapat, menghilangnya perpustakaan akibat hubungan antara Marc Antony dan Cleopatra.
Salah satu sumber informasi tentang keberadaan perpustakaan ini ditulis oleh sejarawan bernama Plutarch, yang mencatat kisah biografi banyak orang Yunani dan Romawi, lewat buku berjudul "Parallel Lives".
Plutarch menulis kisah hidup Antony, yang katanya mengambil 20.000 volume dari Pergamus sebagai hadiah untuk Cleopatra. Pergamus adalah koleksi terbesar dari perpustkaan ini. Jadi, kehilangan pergamus berarti kehilangan sebagian besar koleksi bukunya. Ada juga yang bilang kalau pemberian Pergamus adalah ganti rugi dari kerusakan perpustakaan Alexandria akibat kunjungan Caesar.
The Imperial Library Of Constantinople
Perpustakaan Kekaisaran Konstantinopel adalah salah satu perpustakaan besar terakhir di zaman kuno yang didirikan, dan salah satu yang paling lama bertahan. Perpustakaan ini didirikan oleh Kaisar Konstantine I. Kaisar mengumpulkan karya sastra klasik dan teks-teks agama untuk disalin dari papirus ke perkamen yang lebih tahan lama.
Pengelolaan perpustakaan lalu turun ke putranya, dan akhirnya berkembang dengan koleksi lebih dari 100.000 volume. Walaupun bertahan lebih lama, tetapi perpustakaan ini akhirnya dihancurkan. Rumor beredar, perpustakaan ini dihancurkan pada Perang Salib keempat, tahun 1204, oleh kekaisaran Ottoman.
The Library Of Alcuin Of York
York, yang kemudian dikenal sebagai Eboracum, adalah tempat Konstantinus pertama kali dinyatakan sebagai kaisar Romawi. York kemudian menjadi tempat belajar yang penting di Eropa selama abad ke-8, karena itu merupakan tempat tinggal seorang sarjana terkenal bernama Alcuin dan perpustakaan manuskripnya.
Alcuin juga menulis sebuah puisi yang berjudul “On the Saints of the Church di York". Namun Alcuin kemudian pindah ke Charlemagne, dan meninggalkan perpustakaan ini. Setelah itu, nasib perpustakaan ini tidak diketahui, dan tidak ada jejak yang ditemukan. Spekulasi yang paling terkenal, perpustakaan ini dihancurkan oleh Viking pada akhir abad ke-9
The Library Of Petrarch
Penyair bernama Francesco Petrarca, atau yang lebih dikenal sebagai Petrarch, membuat sebuah perpustakaan yang memuat koleksi buku dari seluruh Eropa. Perpustakaan ini menjadi perpustakaan terbesar di dunia selama abad ke-14.
Petrach berencana memberikan perpustakaan ini kepada pemerintah daerah Venesia, agar bisa dibuka untuk umum. Tapi rencana ini tidak pernah terwujud, karena banyak koleksi buku yang menyebar ke berbagai daerah lain, dan keberadaan perpustakaan pun hilang secara misterius. Beberapa koleksinya diketahui sekarang disimpan di Bibliotheque Nationale de France
The Library Of Charles V Of France
Pada akhir abad ke-14, Charles V dari Prancis mengumpulkan koleksi buku di istana Louvre yang diperkirakan menyimpan 917 manuskrip. Koleksi ini memiliki pengaruh besar dari perkembangan perpustakaan di Perancis, dan cikal bakal inspirasi untuk negara lain memulai koleksi perpustakaan.
Tapi setelah kematian Charles, koleksinya mulai menghilang. Louis XI kemudian berencana membuka perpustakaan lain, dan berkembang menjadi Bibliotheque nationale de France yang merupakan perpustakaan negara. Manuskrip asli yang menjadi koleksi Charles tetap tidak diketahui nasibnya. Beberapa karya konon dibawa ke London dan disimpan oleh Perpustakaan National Inggris.
The Bibliotheca Corviniana
Salah satu perpustakaan paling mengesankan pada periode Renaissance adalah Bibliotheca Corviniana. Perpustakaan ini didirikan oleh Matthias Corvinus, raja Hungaria tahun 1458-1490. Perpustakaan ini menyimpan lebih dari 2.000 karya dan dianggap sebagai koleksi terbanyak kedua di Vatikan.
Setelah pertempuran Mohac pada tahun 1526, dimana Hungaria kalah oleh dinasti Ottoman, perpustakaan ini hancur dan dirampok. Sulit untuk melacak keberadaan koleksi bukunya, karena sebagian koleksi tidak diberi tanda yang mengidentifikasi buku tersebut koleksi dari perpustakaan. Hanya tersisa 216 buku yang kini tersimpan.
The Library Of Regiomontanus
Bibliotheca Corviniana juga berfungsi sebagai tempat pelatihan untuk Johannes Muller von Konigsberg, astronom dan matematikawan abad ke-15 yang terkenal dengan nama Regiomontanus.
Selain prestasinya dalam astronomi, Regiomontanus juga terkenal karena perpustakaan yang koleksi bukunya dikumpulkan selama masa studinya. Tapi kemudian koleksi ini tiba-tiba hilang. Anehnya, keberadaan pustaka ini tidak disebutkan dalam referensi mana pun selama masa hidup Regiomontanus.
The Libraries Of The Maya
Peradaban Maya juga mengembangkan sistem penulisan budaya mereka pada sebuah buku, yang dikenal sebagai kodeks. Koleksi buku ini sebagian besar hancur selama penaklukan Spanyol abad ke-16, dan menyisakan hanya beberapa kodeks yang tersisa.
Grolier Codex, yang ditemukan tahun 1970, adalah salah satu kodeks yang terakhir ditemukan, tapi diduga merupakan kodeks hasil pemalsuan. Sebuah studi tahun 2006 memastikan keasliaannya, tetapi anggapan kodeks ini palsu tetap beredar.
The Library Of The Hanlin Yuan
Selama Pemberontakan Boxer pada tahun 1900, salah satu perpustakaan paling penting di Tiongkok mengalami kehancuran dan kehilangan buku yang telah dikumpulkan selama berabad-abad.
Sebagian besar koleksi Hanlin Yuan, salah satu pusat pembelajaran di Beijing, hancur karena dibakar selama konflik. Perpustakaan ini diperkirakan menyimpan lebih dari 11.000 volume yang menceritakan sejarah Cina selama ratusan tahun. Tidak diketahui nasib sebagian koleksi perpustakaan ini sekarang.