Hati-hati, Mencoba Lipstik Tester Bisa Terkena Penyakit Menular
https://www.naviri.org/2019/09/lipstik-tester.html
Naviri Magazine - Layaknya busana, make up pun sebenarnya perlu dicoba sebelum dipakai. Lapak-lapak penjual riasan wajah biasanya menyiapkan produk untuk dicoba alias tester. Kehadiran tester membantu calon pembeli untuk meyakinkan diri, apakah suatu produk make up cocok untuk kondisi kulitnya. Tak terkecuali lipstik.
Dua tahun lalu sempat mencuat kabar seorang perempuan asal California, AS, Elena Davoyan, menggugat label Sephora. Pada 2017, dia didiagnosa terkena herpes oral setelah kunjungannya ke Sephora. Di sana dia mencoba lipstik tester.
Dalam tulisannya di laman The Conversation, dosen Ilmu Biomedis di Aston University, Amreen Bashir, menjelaskan herpes bisa menimbulkan lepuhan pada bibir dan sekitar mulut. Kondisi ini bisa bertahan hingga 10 hari. Make up, termasuk lipstik, yang menyentuh area ini bisa menjadi media penularan virus pada orang lain.
"Beruntung virus penyebab herpes itu rapuh, dan biasanya hanya bisa bertahan di luar tubuh selama 10 detik. Namun itu bisa bertahan lebih lama di kondisi lingkungan hangat dan lembap, seperti di keringat. Itu juga bisa bertahan sekitar 1-2 jam di plastik atau air, jadi ada banyak cara virus bisa menyebar," tulis Bashir di The Conversation.
Lipstik bukan satu-satunya media penularan herpes. Penyakit ini bisa timbul karena kontak kulit dengan kulit, semisal berciuman. Karena merupakan salah satu penyakit menular seksual, herpes bisa menular lewat hubungan seks.
Bashir menambahkan, herpes pun bisa menular dari orang yang terinfeksi lewat handuk, cangkir, alat makan yang digunakan bersama-sama.
Kasus yang baru terdengar mungkin karena lipstik tester, tetapi dia mengingatkan bahwa make up lain pun berpotensi menularkan herpes, seperti maskara dan eyeliner. Studi menunjukkan sebanyak 43 persen eyeliner dan maskara mengandung kontaminasi bakteri atau virus.
Saat digunakan, timbul gejala infeksi, seperti mata berubah warna menjadi merah muda, kemerahan, bahkan lebih parah; kebutaan.
"Semua cerita menakutkan ini memberikan pesan, jauhkan diri dari berbagi produk make up dengan teman, apalagi di toko kosmetik. Anda tak tahu infeksi apa yang kemungkinan dibawa orang-orang di kulit mereka," kata dia.