Zana, Wanita Perkasa Zaman Kuno yang Benar-benar Ada di Dunia Nyata
https://www.naviri.org/2019/07/zana-wanita-perkasa-zaman-kuno.html
Naviri Magazine - Kita mungkin mengenal Xena, sosok wanita perkasa dari Amazon yang diceritakan memiliki tenaga dan kemampuan luar biasa. Bisa jadi, sosok Xena terinspirasi oleh sosok wanita yang benar-benar ada di dunia nyata, bernama Zana, yang memang memiliki kekuatan dan kemampuan luar biasa.
Peristiwa ini terjadi pada abad pertengahan, sekitar abad 18. Ochamchir adalah seorang pemburu di wilayah Georgia, yang ketika itu masuk dalam salah satu provinsi di Rusia. Pemburu ini menangkap seorang perempuan liar, yang diberi nama zana.
Tubuh Zana tidak seperti manusia biasa. Ia memiliki badan yang lebih tinggi dan dipenuhi rambut-rambut berwarna hitam kemerahan, yang memenuhi kepala hingga kaki. Ia juga memiliki bahu lebar dan otot yang kekar. Kulitnya berwarna gelap, jari-jari kaki dan tangannya lebih panjang dan besar dibanding manusia pada umumnya.
Zana memiliki daya tahan tubuh yang tinggi lebih dari manusia biasa. Dia tahan pada cuaca dingin luar biasa, namun dia tidak tahan pada udara hangat dalam ruangan. Zana tidak dapat berbicara, hanya dapat mengeluarkan suara-suara keluhan, dan menangis ketika sedih atau marah.
Ketika pertama kali ditemukan, Ochamchir terpaksa merantainya akibat sifat buasnya. Lama-kelamaan, Zana menunjukkan sifat yang baik sehingga dibebaskan dari kurungan. Dia tinggal di desa Tkhina dekat sungai Mokva, 78 km dari Sukhumi, salah satu kota di Georgia.
Suatu ketika, Zana hamil dan tak seorang pun yang mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab. Konon, Zana melahirkan anak-anak dari beberapa pria yang berbeda. Ia melahirkan anak-anaknya tanpa bantuan siapa pun, dan selalu membersihkan bayinya yang baru lahir di sebuah mata air. Akibatnya, semua bayinya tidak dapat bertahan hidup dan mati karena terkena air dingin.
Jadi, ketika Zana kembali melahirkan, para penduduk desa yang peduli membawa bayinya pergi dan membesarkannya. Empat bayi dibawa pergi oleh penduduk, dua laki-laki dan dua perempuan. Keempat anak ini berhasil hidup dan tumbuh seperti manusia pada umumnya.
Putra tertuanya bernama Dzhanda, dan putra keduanya bernama Khwit. Putri tertuanya bernama Kodzhanar, dan putri keduanya bernama Gamasa. Khwit meninggal pada tahun 1954. Sedangkan keturunan-keturunan mereka masih hidup dan tersebar di wilayah Abkhazia hingga sekarang.
Pada September 1964, arkeolog VS Orelkin dan Dmitri Bayanov, yang tertarik dengan misteri ini, berusaha menemukan kembali kuburan Zana. Namun tidak ditemukan. Para arkeolog tersebut hanya dapat menemukan kuburan Khwit. Tengkorak Khwit lalu dibawa ke Moskow untuk diteliti lebih lanjut.
Antropolog bernama MA Kolodiva membandingkan tengkorak Khwit dengan tengkorak pria lainnya yang juga berasal dari Abkhazia, dan menemukan perbedaan yang sangat signifikan dalam ukurannya.
Dari penelitian Profesor Porchnev, didapati perbedaan morfologi dan fisiologi antara Khwit dan pria Abkhazia. Tengkorak Khwit lebih besar dibandingkan tengkorak pria tersebut.
Dan dari hasil survei penduduk, diketahui bahwa Khwit juga memiliki fisik sama hampir menyerupai ibunya, Zana. Hal ini disebabkan gen dari parental individu tersebut. Gen dari parental Khwit masing-masing memberi pengaruh yang berdampak pada morfologi dan fisiologi Khwit.
Morfologi Khwit menyerupai ayahnya, yang seorang manusia, sedangkan fisiologi Khwit menyerupai ibunya, yaitu Zana yang kuat.
Walaupun kisah ini terdokumentasi dengan baik, namun banyak pertanyaan yang masih belum bisa terjawab dengan sempurna.
Apakah Zana berasal dari species yang sama dengan manusia? Jika ya, mengapa ia memiliki fisik yang berbeda? Pertanyaan-pertanyaan ini masih menjadikan Zana sebagai salah satu teka-teki paling membingungkan.