Mengungkap Rahasia Mimpi yang Datang Dalam Tidur Kita
https://www.naviri.org/2019/07/mengungkap-rahasia-mimpi.html
Naviri Magazine - Analisis mimpi yang digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar. Pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan, dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari.
Aristoteles tidak memandang mimpi sebagai suatu produk jiwa, melainkan ilham yang berasal dari dewa (devine orgin). Oleh karena itu, manusia zaman purba membedakan mimpi sebagai berikut:
Pertama, mimpi yang nyata dan berharga, diturunkan pada si pemimpi sebagai peringatan atau untuk meramalkan kejadian-kejadian di masa depan.
Kedua, mimpi yang tak berharga, kosong dan menipu.
Sejak zaman Babilonia, Aflatun, Aristu, Cicero, Shakespeare, Goethe dan Napoleon, percaya bahwa ada mimpi-mimpi tertentu yang meramalkan sesuatu di kehidupan mendatang. Tidak ada apa pun yang muncul dalam mimpi secara kebetulan, tiap gambaran adalah lambang yang dihargai, yang merujuk kepada kehidupan dan pikiran yang paling dalam.
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya, dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya, dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”
Secara parapsikologis, seperti dijelaskan Al Quran, orang tidur dan orang mati adalah dua fenomena yang sama. Yaitu ruh terpisah dari jasad. Bedanya, pada orang tidur, ruh dengan kekuasaan Allah bisa kembali kepada jasad saat orang itu terjaga. Sedangkan pada orang mati, tidak.
Ayat itu merupakan penjelasan, mengapa setiap orang yang bermimpi sadar dan ingat ia telah bermimpi. Ia bisa mengingat mimpinya, padahal saat bermimpi ia sedang tidur.