Asal Usul Vitamin C dan Aneka Manfaatnya Bagi Kesehatan
https://www.naviri.org/2019/07/asal-usul-vitamin-c.html
Naviri Magazine - Salah satu unsur kesehatan yang tidak boleh diabaikan adalah vitamin, apalagi unsur ini tidak bisa diproduksi oleh tubuh melainkan harus dikonsumsi secara teratur. Salah satu vitamin yang paling dominan dibutuhkan tubuh dan produk turunannya selalu diiklankan dengan berbagai merek, adalah vitamin C.
Vitamin C mudah larut dalam air, dan penting untuk kehidupan karena dapat menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya, yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan, karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Tak heran kalau penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Vitamin C diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 oleh Albert Szent-Györgyi de Nagyrápolt (16 September 1893-22 Oktober 1986), seorang biokimiawan Amerika kelahiran Hongaria. Albert pun menerima penghargaan Nobel untuk kategori Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 karena penemuan ini. Albert tertarik pada penyakit kanker, dan ia merupakan tokoh pertama yang menjelajahi hubungan antara radikal bebas dan kanker.
Pada tahun 1932, ditemukan bahwa vitamin C dapat mencegah sariawan. Vitamin C memang lebih terkenal perannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Padahal, vitamin C juga berperan penting dalam fungsi otak, karena otak banyak mengandung vitamin C.
Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan bahwa murid-murid setingkat SMP yang tingkat vitamin C dalam darahnya lebih tinggi, ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada murid yang jumlah vitamin C dalam darahnya lebih rendah.
Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil, dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, ia mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran (tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare).
Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa mengakibatkan sariawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, dan depresi. Tidak hanya itu saja, kekurangan vitamin C punya korelasi dengan masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi tiap orang, tergantung kebiasaan masing-masing. Pada remaja, kebiasaan seperti merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, dapat berpengaruh pada jumlah kebutuhan vitamin C. Begitu pula dengan konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral.
Kebiasaan merokok dapat menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Senyawa lain yang berdampak sama buruknya dengan nikotin adalah kafein. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindarilah minum kopi, teh, dan cola (kendati ada pro dan kontra tentang kopi dan teh). Stres, demam, infeksi, dan giat berolahraga, secara tidak langsung juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin C, kita bisa meningkatkan konsumsi beraneka buah dan sayur, seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, sayur-mayur, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, atau hati. Kalau menyukai jambu biji, tentu akan lebih baik lagi karena buah ini kandungan vitamin C-nya sangat tinggi.