Asal Usul Nazisme dan Lahirnya Kebencian Pada Yahudi di Jerman
https://www.naviri.org/2019/07/asal-usul-nazisme.html
Naviri Magazine - Nazisme muncul sebagai akibat dari Perang Dunia I. Pada 11 November 1918, secara mengejutkan bagi pasukan garis depan Jerman, perang tiba-tiba berakhir.
Pasukan garis depan tidak merasa dikalahkan, dan mereka heran mengapa gencatan senjata terjadi begitu cepat sehingga mereka harus segera meninggalkan posisinya, padahal mereka masih berada di wilayah musuh.
Mitos yang berkembang di antara para prajurit Jerman yang menyerah ini adalah bahwa mereka telah "ditikam dari belakang." Bahwa pasukan garis depan dan 2 juta rakyat Jerman tewas selama perang, telah dikhianati oleh kelompok Marxis dan Yahudi yang telah memunculkan perbedaan pendapat di negara mereka.
Ketika pasukan selamat itu kembali ke Jerman baru yang demokratis, mereka membawa serta kekecewaan mereka.
Seusai perang, negara-negara sekutu melanjutkan blokade terhadap Jerman. Pasukan yang kembali dan berbaris melewati München, ibu kota Bayern, terkejut melihat keluarga mereka yang masih menderita. Jutaan rakyat Jerman kelaparan, dan ribuan lainnya sekarat akibat penyakit TBC dan influenza.
Di Jerman, politik terbagi menjadi 2 kutub, Konservatif dan Sosialis. Masing-masing kelompok menjadi radikal di masa krisis. Situasi semakin bertambah buruk dengan munculnya gerakan Republik Soviet München, sebuah upaya untuk menciptakan pemerintahan bergaya Soviet yang dikobarkan oleh kelompok sayap kiri Raterepublik di Munich.
Tentara pemerintah diturunkan untuk menumpas pemberontakan tersebut, dan pecahlah pertempuran terbuka di jalan-jalan Munich. Lebih dari 500 orang terbunuh. Tentara didukung oleh Freikorps, prajurit bayaran sayap kanan yang dibiayai oleh pemerintah. Freikorps benar-benar menjalankan tugasnya, mereka membantai orang-orang yang mereka anggap sebagai anggota Raterepublik, dan berhasil menumpas pemberontakan itu.
Prasangka anti-Semit di kelompok kanan semakin diperkuat oleh kenyataan bahwa pimpinan Raterepublik sebagian besar adalah orang Yahudi, sehingga muncul kesan bahwa Bolshevisme (komunis) dan Yudaisme pada dasarnya sama. Wajar ketika sikap anti Yahudi kemudian berkembang luas.
Freikorps dielu-elukan di München setelah penumpasan Raterepublik. Kelompok Yahudi adalah kambing hitam yang sempurna untuk disalahkan atas semua penyakit negara tersebut. Freikorps didukung pejabat-pejabat sayap kanan di militer, seperti Kapten Ernst Roehm (yang nantinya akan menjadi komandan tertinggi SA, "Pasukan Badai"), seorang pria dengan filosofi sederhana:
"Aku masih muda dan liar. Karenanya, perang dan kerusuhan lebih menarik bagiku dibandingkan tatanan borjuis yang rapi. Brutalitas dihargai, rakyat butuh rasa takut; mereka ingin takut pada sesuatu; mereka ingin seseorang yang membuat mereka takut dan memaksa mereka menyerah dalam ketakutan."