The Lost City of Z, Kota Kuno Misterius di Belantara Amazon
https://www.naviri.org/2019/06/the-lost-city-of-z-kota-kuno-misterius.html
Naviri Magazine - Amazon terkenal sebagai sungai terbesar di dunia, serta hutan lebatnnya penuh keanekaragaman spesies. Di balik lebatnya pepohonan juga tersimpan misteri tentang sebuah peradaban yang hilang. Orang-orang menyebutnya The Lost City of Z.
Menurut legenda, penduduk lokal kota ini kaya akan emas, sehingga disebut El Dorado. Pada masa modern, peradaban kuno ini kembali ditemukan sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke daerah Amerika Latin. Francisco de Orellana merupakan petualang pertama yang melakukan penjelajahan menyelusuri Rio Negro untuk mencari kota dongeng ini. Upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Pada tahun 1925, pencarian kota legenda ini dilanjutkan oleh petualang Inggris bernama Kolonel Percy Harrison Fawcett. Tetapi ia dan timnya lenyap dalam hutan Amazon, dan tak pernah ditemukan.
Awal mula ketertarikan Fawcett terhadap kota ini semenjak ia diundang oleh Royal Geographical Society pada 1906, untuk melakukan penelitian di daerah perbatasan antara Brazil dan Bolivia. Selama 18 bulan di wilayah ini, ia jadi terobsesi dengan legenda hilangnya peradaban di sana.
Fawcett merumuskan teori kota yang disebut 'Z' pada tahun 1912. Keyakinan itu sebagian didorong oleh penemuan kembali kota Inca yang hilang di Machu Picchu pada 1911, yang tersembunyi di Pegunungan Andes, Peru. Selama perjalanannya, Fawcett juga mendengar desas-desus adanya kota rahasia yang terkubur di hutan Chile, yang dikatakan memiliki jalan beraspal perak dan atap yang terbuat dari emas.
Dalam surat yang ditulis untuk anaknya, Fawcett memaparkan hipotesanya mengenai usia kota Z yang lebih tua dari peradaban Mesir Kuno. Didasarkan oleh prasasti yang banyak ditemukan di Brasil; penduduk yang menggunakan tulisan abjad gabungan dari Eropa dan Asia kuno. Ada juga rumor munculnya sumber cahaya aneh di gedung-gedung, fenomena yang penuh teror Indian yang mengaku telah melihat hal itu.
Tulisan mengenai legenda kota ini juga didapatkan Fawcett dari dokumen yang ditulis seorang penjelajah Portugis pada 1753, yang mengaku telah menemukan sebuah kota berdinding di wilayah Mato Grosso di hutan hujan Amazon, yang mengingatkannya pada kota di Yunani Kuno.
Dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa kota itu penuh bangunan bertingkat yang dilapisi perak. Jalan-jalan lebar mengarah ke bawah menuju danau, dan terlihat dua orang Indian putih di sebuah kano. Pada sisi luar bangunan, diukir huruf yang tampak menyerupai huruf Yunani atau Eropa Kuno.
Ekspedisi Fawcett dilakukan sebanyak 3 kali. Pertama pada 1921. Tidak lama setelah berangkat, ia dan timnya mengalami demoralisasi akibat medan yang sulit, hewan yang berbahaya, serta terjangkit penyakit. Ekspedisi pertama gagal. Pada tahun yang sama, Fawacett kembali berangkat sendiri dari Bahia, Brazil. Tiga bulan kemudian, dia kembali karena mengalami kegagalan.
Dengan persiapan yang matang, ekspedisi Fawcett kembali dimulai tahun 1925. Bergabung dengannya pada ekspedisi itu teman baiknya, Raleigh Rimell, putra sulungnya yang berumur 22 tahun, Jack, dan dua buruh dari Brasil. Pada 29 Mei 1925, Fawcett dan timnya mencapai tepi wilayah yang belum pernah dijelajahi, dan menetap sementara di hutan asing yang belum pernah ia dilihat.
Dia menjelaskan dalam surat yang ia kirim ke rumahnya, bahwa mereka telah melintasi Upper Xingu, anak sungai tenggara Sungai Amazon, dan telah mengirimkan sahabat untuk kembali ke Brasil, dan ia melanjutkan perjalanan sendirian. Pada bulan kelima, ekspedisi Fawcett dan timnya telah sampai di daerah yang disebut Dead Horse Camp. Dan dititik ini mereka berhenti.
Ekspedisi ini direncanakan berjalan selama sekitar satu tahun. Tetapi hingga dua tahun mereka belum kembali, dan membuat orang-orang mulai khawatir. Seorang wartawan, bernama Albert de Winton, pergi mencari Fawcett. Tetapi dia dan timnya juga tidak pernah terlihat lagi.
Secara total, 13 ekspedisi telah dilakukan dalam upaya untuk menemukan jawaban atas nasib Fawcett, dan lebih dari 100 orang hilang atau menghilang dalam upaya pencariaan itu. Ribuan orang dilaporkan pergi selama beberapa dekade kemudian, juga untuk melakukan ekspedisi yang sama.
Laporan resmi dari salah satu misi penyelamatan mengatakan bahwa Fawcett telah naik ke Sungai Kuluene, dan dibunuh karena menghina seorang kepala suku Indian. Ini merupakan kisah yang paling dipercaya hingga hari ini. Namun, Fawcett selalu berbicara tentang menjaga hubungan positif dengan masyarakat adat dan pribumi.
Kemungkinan lain adalah ia dan timnya meninggal akibat kecelakaan, seperti penyakit atau tenggelam. Kemungkinan ketiga adalah mereka diamnush/disergap dan dirampok, lalu dibunuh.
Sementara hilangnya Fawcett dan kota Z belum dapat terungkap, banyak kota-kota kuno dan sisa-sisa tempat keagamaan telah ditemukan dalam beberapa dekade terakhir, seperti di hutan Guatemala, Brasil, Bolivia, dan Honduras. Dengan munculnya teknologi pemindaian baru, hal itu memungkinkan untuk mendorong ditemukannya kota legenda ini.