Negara-negara yang Pernah Mengalami Inflasi Terparah di Dunia
https://www.naviri.org/2019/06/negara-negara-yang-pernah-mengalami-inflasi.html
Naviri Magazine - Zimbabwe terkenal sebagai negara yang mengalami inflasi sangat tinggi, hingga disebut hiper-inflasi. Namun, hiper-inflasi di Zimbabwe adalah yang kedua tertinggi yang pernah terjadi. Hiper-inflasi Hungaria tahun 1946 adalah pemenangnya. Antara bulan Juni 1945 sampai Juli 1946, inflasi rata-ratanya adalah 1.37 1030 % per tahun. Inflasi rata-rata bulan Juni-Juli 1946 adalah 60% per hari.
Juara ketiga dalam hal hiper-inflasi dipegang oleh Bosnia Herzegovina tahun 1992-1993, ketika terjadi perang saudara di bekas Yugoslavia. Dan yang keempat adalah Republik Weimar Jerman (1918–1921) ketika Jerman harus membayar kerugian perang dunia ke I kepada pemenang perang, Prancis dan Inggris.
Zimbabwe dan Hungaria punya persamaan, keduanya adalah negara yang berubah menjadi negara sosialis. Sosialisme rentan terhadap hiper-inflasi. Sama seperti Indonesia ketika menerapkan sosialisme Indonesia sebagai bagian dari Manipol Usdek dan program nasionalisasi perusahaan asing.
Menyingkirkan orang-orang yang produktif dan menggantikannya dengan orang kurang produktif, sekalipun pribumi, membuat mesin-mesin produksi macet. Untuk menggerakkan dan membiayai jalannya negara, terpaksa dilakukan dengan jalan mencetak duit yang banyak.
Kasus Jerman paska Perang Dunia I berbeda dengan kasus Zimbabwe dan Hungaria. Pemerintah Jerman punya kewajiban untuk membayar pampasan perang dengan segera dalam emas atau poundsterling atau dollar Amerika Serikat. Jumlah itu tidak dipunyai pemerintah.
Surplus perdagangan luar negri pun tidak mencukupi. Tentu saja pemerintah Jerman tidak bisa melakukannya dengan menarik pajak yang tinggi. Jalan satu-satunya adalah dengan pajak terselubung yang tinggi.
Mencetak Reichsbank Mark untuk membeli emas dan mata uang yang bisa diterima, adalah pilihan yang diambil. Nilai Reichsbank Mark dengan cepat amblas. Namanya bukan inflasi lagi, melainkan hiper-inflasi Weimar 1921-1923.
Di dalam buku-buku pelajaran, hiper-inflasi Weimar lebih dikenal daripada hiper-inflasi lainnya. Mungkin karena Jerman adalah bangsa yang dikenal punya disiplin kuat, rajin dan inovatif. Arsitek hiper-inflasi di Jerman adalah Rudolf E. A. Havenstein (1857–1923) memegang rekor hiper-inflasi dunia hingga usai Perang Dunia II.