Misteri Raksasa yang Bersembunyi di Balik Gunung Merapi
https://www.naviri.org/2019/06/misteri-raksasa-yang-bersembunyi-di-merapi.html
Naviri Magazine - Almarhum Mbah Marijan, kuncen Merapi sejak tahun 1980-an hingga 2010, pernah menceritakan asal-usul Merapi berkaitan dengan Jamurdipa. Namun ada cerita rakyat lain, berhubungan dengan Kanjeng Ratu Kidul (Nyai Roro Kidul/Ratu Pantai Selatan), kekasih Panembahan Senopati.
Syahdan, pada masa kerajaan Mataram, tepatnya pada pemerintahan Panembahan Senopati, pendiri Dinasti Mataram (1575-1601). Panembahan Senopati mempunyai kekasih bernama Kanjeng Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan. Ketika keduanya sedang memadu kasih, dia diberi sebutir "endhog jagad" (telur dunia) untuk dimakan.
Namun, ia dinasehati oleh Ki Juru Mertani agar endog jagad tersebut jangan dimakan, tapi diberikan saja kepada Ki Juru Taman.
Setelah memakannya, ternyata Juru Taman berubah menjadi raksasa, dengan wajah yang mengerikan. Kemudian, Panembahan Senopati memerintahkan kepada si raksasa agar pergi ke Gunung Merapi, dan diangkat menjadi Patih Keraton Merapi, dengan sebutan Kyai Sapujagad.
Sebagai perwujudan kepercayaan Keraton Mataram terhadap keberadaan sekutu mistisnya, yaitu Keraton Kidul (di Samudera Indonesia) dan Keraton Merapi, maka diselenggarakan prosesi Labuhan.
Labuhan berasal dari kata labuh, yang artinya persembahan. Upacara adat Keraton Mataram (Yogyakarta dan Surakarta) ini sebagai perwujudan doa persembahan kepada Tuhan YME agar keraton dan rakyatnya selalu diberi keselamatan dan kemakmuran.
Labuhan biasanya diselenggarakan di beberapa tempat, antara lain di Gunung Merapi, Pantai Parangkusumo, Gunung Lawu, dan Kahyangan Dlepih. Biasanya dilaksanakan untuk memulai suatu upacara besar tertentu, seperti Tingalan Jumenengan.
Barang-barang milik raja yang dilabuh antara lain semekan solok, semekan, kain cinde, lorodan layon sekar, guntingan rikmo, dan kenoko selama setahun, seperangkat busana sultan dan kuluk kanigoro.
Di samping labuhan, ada beberapa upacara selamatan lain yang dilakukan oleh masyarakat setempat, seperti Sedekah Gunung, Selamatan Ternak, Selamatan Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, Selamatan Mencari Orang Hilang, Selamatan Orang Kesurupan, Selamatan Sekul Bali, Selamatan Mengambil Jenazah, Selamatan Menghadapi Bahaya Merapi, dll.