Masayoshi Son, Sosok Penguasa Bisnis Internet Dunia
https://www.naviri.org/2019/06/masayoshi-son-sosok-penguasa-bisnis-internet.html
Naviri Magazine - “Jika tak bisa mengendalikan, setidaknya kita harus bisa memengaruhi.” Demikianlah konsep bisnis yang dianut Masayoshi Son.
Dengan prinsip itu, ia berhasil menanamkan saham di berbagai perusahaan yang bergerak di bidang internet, seperti Yahoo, E Trade, dan Ziff-Davis, hingga mengusai 25% dari keseluruhan bisnis internet di dunia.
Adalah Softbank Corporation yang dijadikan pijakan untuk mengembangkan usaha. Perusahaan yang berbasis di Jepang ini didirikan pada 1981 sebagai penyedia suku cadang komputer dan software. Meski semula merugi, Son tak patah arang. Ia yakin usahanya memiliki prospek cerah di masa datang.
Keyakinannya ternyata benar. Keberuntungan berpihak padanya tidak lama berselang. Joshin Denki, seorang usahawan besar dari Osaka yang akan mendirikan toko personal bomputer besar. memercayakan kebutuhan software-nya pada Masayoshi. Tak hanya itu. Ia juga berhasil meyakinkan Joshin Denkin untuk bermitra secara eksklusif dengannya.
Tahun 1995, Softbank telah memiliki 37% saham Yahoo, dan mengendalikan pasar di E Trade. Setahun kemudian, Softbank membeli COMDEX seharga 900 juta dolar AS, dan Kingston Technology seharga 2,1 miliar dolar AS. Tahun 1997, Softbank berinvestasi di sejumlah venture internet.
Walhasil, di antara perusahaan internet yang ada, Softbank menjadi yang terdepan sebagai kekuatan ekonomi baru. Softbank berhasil meraup keuntungan 140 miliar dolar, dan membuat Son sebagai pemilik saham mayoritas (53%) meraup kekayaan senilai 80 miliar dolar.
Sejak belia Son, menjalani hidup dengan penuh keyakinan. Ia juga berpandangan ke depan. Untuk memilih pendidikan apa yang harus ditekuni dan bisa menjamin masa depannya, ia pernah nekat menemui dan meminta nasihat presiden McDonald Jepang, Den Fujita. Atas nasihat Fujita, Son akhirnya belajar bahasa Inggris dan komputer.
Saat berusia 16 tahun, Son hijrah ke California. Ia sekolah di sebuah SMA di South San Francisco. Lulus SMA, ia melanjutkan studi ke Universitas California, Berkeley, jurusan ekonomi. Sambil kuliah, ia juga kursus komputer.
Suatu hari saat masih berusia 19 tahun, ia terinspirasi pada ulasan fitur microchip di sebuah majalah. Sejak itulah, ia memiliki keyakinan bahwa teknologi komputer akan menjadi bisnis yang menjanjikan di masa depan.
Son, yang sejak SMA telah mempunyai banyak ide bisnis, pun tergerak untuk mendokumentasikan berbagai ide bisnisnya. Saat masih kuliah di Barkeley, ia merealisasikan salah satu ide bisnisnya. Yaitu membuat kamus elektronik seukuran kalkulator yang dapat menerjemahkan delapan bahasa.
Dengan keyakinan tinggi, dia mencari bantuan teknis dan dana. Ia kemudian menghubungi beberapa profesornya untuk membantunya.
Keyakinannya membuahkan hasil. Ide membuat prototipe kamus elektronik berhasil diwujudkan, dan dibeli oleh Sharp Corporation sebesar 1 juta dolar. Dengan uang itu, ia lalu membayar dua profesor yang membantunya, dan membuka usaha Unison di Oakland, California (1980).
Setahun kemudian, setelah mendapat gelar BA, ia pulang ke Jepang dan mendirikan Softbank Capital. Dengan keyakinan dan pandangan ke depan, ia berhasil mengemudikan Softbank Capital hingga membuat namanya selalu masuk dalam daftar orang terkaya dunia.