Kisah Nabi Zulkifli dan Kasus Perampokan yang Sangat Aneh
https://www.naviri.org/2019/06/kisah-nabi-zulkifli.html
Naviri Magazine - Nama aslinya ialah Basyar, anak Nabi Ayyub AS dari istrinya, Rahmah. Seperti ayahnya, Zulkifli juga mempunyai sifat yang sabar dan teguh dalam pendirian. Ia hidup di sebuah negara yang dipimpin seorang Raja yang arif bijaksana.
Pada suatu hari, Raja tersebut mengumpulkan rakyatnya, dan bertanya, "Siapakah yang sanggup berlaku sabar, jika siang berpuasa dan jika malam beribadah?"
Tak ada seorang pun yang berani menyatakan kesanggupan. Akhirnya, anak muda bernama Basyar mengacungkan tangan, dan berkata ia sanggup melakukan itu. Sejak saat itulah ia dipanggil dengan sebutan Zulkifli, yang artinya ‘sanggup’.
Nabi Zulkifli AS juga seorang raja. Di waktu malam, ia beribadah dan di waktu siang ia berpuasa. Ia juga diangkat menjadi hakim. Tidurnya di waktu malam sangat sedikit.
Pada suatu malam, ketika hendak tidur, ada seorang tamu yang datang, mengganggu waktu istirahatnya. Mestinya saat itu adalah waktu beristirahat bagi Zulkifli, tapi ia melayani tamunya dengan sabar.
"Ada apa Saudara kemari di malam hari?" tanya Zulkifli.
"Saya seorang musafir, barang-barang saya dirampok di perjalanan," jawab tamu itu.
"Kalau begitu, datanglah besok pagi atau petang hari," kata Zulkifli.
Namun, besok paginya orang itu tidak datang, padahal Zulkifli sudah menunggunya di ruang sidang. Petang harinya, orang itu juga tidak datang, padahal ia telah menyatakan bersedia untuk datang.
Malam harinya, ketika Zulkifli sedang bersiap-siap untuk tidur, orang itu datang lagi.
"Mengapa waktu sidang dibuka tadi siang, kau tidak datang?" tanya Zulkifli.
"Orang yang merampok saya ternyata cerdik. Saat waktu sidang dibuka, barang saya dikembalikan. Saat sidang hendak ditutup, barang saya dirampas lagi," jawab orang itu.
Pada suatu malam, Zulkifli sangat mengantuk. Ia telah berpesan pada penjaga agar menutup semua pintu dan menguncinya. Saat ia hendak membaringkan diri, terdengar suara pintu kamarnya diketuk orang.
"Siapa yang datang?" tanya Zulkifli pada prajurit penjaganya.
"Tidak ada seorang pun, Tuanku," jawab prajurit penjaganya dengan nada heran.
Jelas tadi Zulkifli mendengar suara pintu diketuk. Lalu diperiksanya sekeliling rumah, ternyata ia menemukan seseorang. Ia merasa heran, jelas semua pintu telah terkunci rapat. Bagaimana orang itu bisa masuk?
"Kau bukan manusia, kau pasti iblis!" kata Zulkifli.
"Ya, aku memang iblis yang ingin menguji kesabaranmu. Ternyata memang benar, kau orang yang dapat memenuhi kesanggupanmu dulu."
Memang demikianlah adanya. Zulkifli adalah Nabi yang sabar, selalu mempergunakan akal sehat, tidak pernah marah kepada para tamunya.
Dikisahkan bahwa suatu hari terjadi peperangan antara negerinya dengan pemberontak yang durhaka kepada Allah. Raja Zulkifli memerintahkan prajurit dan rakyatnya untuk pergi ke medan juang. Tapi apa yang terjadi? Ternyata rakyatnya takut berperang. Mereka takut mati.
Rakyatnya hanya mau berperang jika Zulkifli mau mendoakan kepada Allah agar Allah menjamin hidup mereka, agar mereka tidak mati. Mendengar itu, Zulkifli tidak lantas marah, bahkan ia bersedia memenuhi permintaan rakyatnya untuk berdoa kepada Allah.
Maka Allah mewahyukan kepadanya, "Aku telah mengetahui permintaan mereka, dan aku mendengar doamu. Semua itu akan Kukabulkan."
Akhirnya, dalam peperangan itu mereka memperoleh kemenangan, dan sesuai janji Allah, tidak satu pun dari mereka yang mati di medan juang.
Nama Nabi Zulkifli hanya 2 kali disebut dalam Al Qur'an, yaitu dalam surat Al-Anbiyâ ayat 85, yang artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar."
Juga di surat Sâd ayat 48 yang artinya: "Dan ingatlah pada Ismail, Ilyasa, dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik."