Kisah Masuknya iPhone ke Jepang yang Masih Jarang Diketahui

Kisah Masuknya iPhone ke Jepang yang Masih Jarang Diketahui

Naviri Magazine - Berdasarkan penelitian Kantar Worldpanel ComTech, iPhone menjadi salah satu perangkat mobile dengan pangsa pasar besar di Jepang. Tim Cook mengatakan bahwa pada laporan keuangan Apple terbaru, penjualan iPhone di Negeri Matahari Terbit melonjak hingga 40% pasca penandatanganan kesepakatan dengan provider seluler terbesar di negara tersebut, NTT Docomo.

Bagi iPhone, memasuki pasar Jepang tidak mudah. Bahkan untuk mencapainya, Steve Jobs harus memercayakan produknya kepada miliarder Jepang, Masayoshi Son, yang hanya memiliki gambaran mentah ponsel iPod, dan tidak memiliki pengalaman di bidang operator seluler.

Mayoshi Son, CEO SoftBank menceritakan pengalamannya dengan Steve Jobs dalam sebuah wawancara televisi di Amerika Serikat.

Dua tahun sebelum Apple mengakui keberadaan iPhone, Son menelepon Jobs dan merencanakan pertemuan. Son pun bertemu Jobs dengan membawa sketsa ponsel iPhone.

“Saya membawa sketsa iPod dengan kemampuan ponsel. Saya memberikannya dan Jobs mengatakan, ‘jangan berikan gambarmu, saya sudah punya gambar buatan saya,’” cerita Son saat wawancara.

“Saya bilang, ‘saya tidak perlu memberikan gambar ini, tapi kalau kamu sudah punya produkmu sendiri, berikanlah padaku untuk Jepang,’ dan Jobs mengatakan, ‘kamu gila’”.

Skeptisisme pendiri Apple itu memang beralasan. Son menjadikan dirinya pengusaha teknologi yang sukses dengan menjual dua perusahaan pada umur 19 tahun dan memberinya kekayaan US$ 3 juta. Ia juga seorang investor sukses dengan saham besar di Yahoo! Jepang. Tapi, saat bertemu Jobs, Son belum memiliki pengalaman dalam menjalankan perusahaan ponsel.

Jobs pada akhirnya memercayakan iPhone pada Son. “Kami belum bicara dengan orang lain. Tapi, kamu orang yang datang pertama kali. Saya akan memberikannya padamu,” cerita Son menirukan Jobs.

Negosiasi pun terus berlanjut. Tapi, ketika Son meminta Jobs untuk menandatangani kesepakatan eksklusif di atas kertas, Jobs menolaknya, karena Son belum memiliki perusahaan provider seluler. Son pun meyakinkan Jobs bahwa ia akan memiliki penyedia jaringan untuk iPhone di Jepang.

Dan benar saja, SoftBank – perusahaan penyedia layanan wireless terbesar ketiga di Jepang, menghabiskan lebih dari US$ 15 miliar untuk membeli unit Grup Vodafone Jepang pada 2006. Pasca akuisisi, SoftBank mengubah nama menjadi SoftBank Mobile, dan menandatangani kesepakatan eksklusif dengan Apple pada 2008.

Akuisisi terhadap Grup Vodafone Jepang adalah yang terbesar yang pernah dilakukan oleh SoftBank. Semua itu terbayar ketika perusahaan ini dengan produk iPhone laku di pasaran, dan mulai mengambil pangsa pasar NTT Docomo.

Perusahaan layanan seluler terbesar di Jepang itu sebelumnya menolak untuk menjual iPhone, karena tidak mau layanan dan bisnis terintegrasinya bersaing dengan iTunes. Namun, melihat pergerakan agresif pesaingnya, Docomo pun akhirnya terpaksa membuat perjanjian dengan SoftBank dan Apple untuk turut menjual iPhone.

Hingga kini, SoftBank Mobile masih di urutan ketiga di Jepang. Tapi, perusahaan ini memperluas jangkauannya hingga ke dunia internasional, dan kabarnya akan diakuisisi oleh T-Mobile Amerika Serikat.

Bagi iPhone, kini Jepang berhasil ditembus dan menjadi pangsa pasar yang cukup besar. Kepopuleran iPhone telah mendorong bisnis di Jepang dan seluruh dunia untuk mengembangkan strategi mobile.

Related

Smartphone 8864449455681906425

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item