Ini 6 Tes Praktik yang Harus Dilalui, untuk Bisa Mendapatkan SIM C
https://www.naviri.org/2019/06/ini-6-tes-praktik-sim.html
Naviri Magazine - Setelah melakukan serangkaian proses administrasi untuk permohonan SIM baru, hal selanjutnya yang harus dihadapi adalah tes teori dan praktik. Untuk tes teori, biasanya ditanya seputar pengetahuan dan peraturan lalu lintas, ini bisa dipelajari dengan membaca dan menghafal. Tapi, tes paling berat adalah praktik.
“Jika ketrampilan mengatur gas dan keseimbangan tubuh sempurna, pengendara bisa dengan mudah menguasai tes ini. Kadang banyak yang tidak terampil namun memaksakan diri mendapatkan SIM,” ujar Aiptu Bambang Margono, selaku pengawas dan pemberi nilai ujian praktik berkendara di Satpas SIM Daan Mogot, Jakarta Utara.
Ada enam tes keterampilan mengendarai sepeda motor yang harus diselesaikan tanpa cela oleh pemohon SIM C baru. Untuk menyelesaikan tes ini, biasanya menggunakan sepeda motor yang sudah disediakan oleh petugas, bisa bebek, skuter, atau sepeda motor sport.
Pertama, ada deretan balok berdiameter bulat, dengan tinggi sekitar 30 cm, berjarak masing-masing sekitar 1 meter, membentuk pola garis lurus sejauh 11 meter. Pada rintangan ini, setiap peserta tes wajib melaluinya dengan kecepatan maksimal 10 kpj.
Jika pengendara tidak cakap dalam mengatur ritme gas pada bukaan rendah dan tidak seimbang, maka bisa dipastikan akan gagal. Setiap balok yang berdiri di atas aspal juga sangat sensitif terhadap sentuhan, kalau menyerempet sedikit saja, sudah pasti terjatuh, dan dianggap gagal.
Kedua, slalom melewati deretan balok berjarak 2 meter, juga membentuk garis lurus sejauh 11 meter. Bedanya, pada tes ini peserta wajib melaju dalam kecepatan 20 kpj - 30 kpj, tanpa rem.
Ketiga, membuat angka delapan melalui susunan balok yang sudah dibentuk sedemikian rupa. Kuncinya ada pada menjaga keseimbangan, mengatur bukaan gas, dan posisi duduk yang ideal.
Keempat, teknik pengereman reaksi. Dari kecepatan 40 kpj, peserta akan diminta melakukan rem mendadak dan menghindari rintangan, sesuai instruksi petugas ke kiri. Nilai akan ditentukan jika peserta mengikuti instruksi petugas dengan tepat.
“Kita berharap refleks pengendara baik, ketika rem reaksi dan membuang arah ke kiri. Mengapa ke kiri? Karena kalau ke kanan, jika lalu-lintas lagi ramai, bisa berbenturan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan,” ujar Bambang.
Kelima, menjaga keseimbangan sepeda motor dengan kecepatan rendah, dan memastikan kaki tidak turun ke aspal. Teknik ini berguna pada waktu mendekati lampu merah, dan pengendara sepeda motor berada di antara dua kendaraan lain. Jika badan tidak seimbang, kaki akan turun, sehingga berpotensi terlindas kendaraan di sampingnya.
Terakhir, tes kombinasi dari lima soal sebelumnya, dilakukan secara simultan, dari awal sampai akhir. Jika berhasil dengan baik, maka SIM C akan mudah didapat. Jika sebaliknya, lebih baik Anda memperbaiki keterampilan mengendarai sepeda motor lebih baik lagi, karena pasti akan tidak lulus.
Selamat mencoba!