Mencengangkan, Ini 10 Cuaca Ekstrem yang Ada di Galaksi Kita
https://www.naviri.org/2019/06/cuaca-ekstrem.html
Naviri Magazine - Selama beberapa dekade, astronom telah menggunakan teleskop untuk menguraikan kondisi atmosfer di planet yang jauh. Mereka menyimpulkan fakta bahwa kita perlu bersyukur telah tinggal di bumi ini. Berikut ini adalah 10 cuaca ekstrem di berbagai planet yang ada di galaksi kita.
Serious Lightining (Petir Terparah)
Pesawat ruang angkasa NASA, Cassini, telah melihat sebuah badai listrik di Saturnus yang lebih besar daripada badai listrik daratan Amerika Serikat, dengan kilatan petir yang 1.000 kali lebih kuat daripada di Bumi.
Badai petir itu membentang 2.175 mil (3.500 kilometer) dari utara ke selatan, dan memancarkan suara yang sama dengan yang dihasilkan di bumi.
Hot Crush (Panas Penghancur)
Sesuai namanya, Venus merupakan tempat terpanas di tata surya kita. Dengan suhu sekitar 750 Kelvin dan memiliki tekanan 90 kali di bumi, panas ini akan membuat setiap pengunjung akan hancur (crush).
Ilmuwan menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena adanya efek rumah kaca yang berlebihan dari awan sulfat yang menutupi langit-langit Venus. Maka jadilah efek rumah kaca yang besar dan menyebabkan hal ini.
Methane Moon (Bulan Metana)
Pesawat ruang angkasa Cassini Huygens menemukan bukti kuat di antara hujan deras metana cair yang terjadi di bulan milik Saturnus, yaitu Titan. Dan mungkin "air" yang ada di bulan adalah metana, karena pada suhu dingin Titan (94 derajat Kelvin), air pun akan dikurung seperti es.
Scarlet Rain (Hujan Merah)
Pada musim panas 2001, setidaknya 50 ton partikel merah jatuh di Kerala, India, dan terus berlangsung selama hampir dua bulan bersama hujan. Ternyata, benda merah berkarat ini termasuk partikel dari badai debu dan sel-sel biologis yang berasal dari luar angkasa.
Dalam jurnal Astrophysics and Space Science, ilmuwan dari Mahatma Gandhi University melaporkan bahwa partikel itu memiliki penampilan sel-sel biologis, dapat bereproduksi di suhu mendesis, dan tidak memiliki kesamaan dengan partikel debu.
Planet Popsicle (Planet Es)
Pluto yang sekarang tidak dianggap planet ke 9 dalam tata surya, memiliki fakta bahwa sinar matahari yang didapat Pluto dibandingkan bumi adalah sekitar 1:1000 tahun, dan menyebabkan planet ini terdiri dari es beku yang terdiri dari nitrogen, metana, dan karbon dioksida dengan suhu berkisar antara minus 387 hingga minus 369 Fahrenheit (40-50 derajat Kelvin).
Windy World (Dunia Angin)
Di Neptunus, ditemukan gemuruh angin yang bertiup lebih banyak dan kuat daripada yang ada di Bumi, mencapai 1.500 mph (2.414 kph).
Seiring rotasi planet yang cepat (sekitar 16 jam) sehingga menyebabkan konveksi panas-dingin yang juga cepat, dapat mempengaruhi kecepatan angin dan menciptakan kecepatan yang melebihi kecepatan angin di bumi.
Freeze Frame (Rangka Es)
Suhu di Uranus bisa mencapai di bawah minus 300 derajat Fahrenheit (89 Kelvin). Uranus memiliki rotasi 17 jam, namun revolusi yang mencapai 84 tahun menyebabkan musim ekstrem akan lama berganti.
Kadang-kadang kondisinya bisa begitu dingin, sehingga gas metana di atmosfer mengembun menjadi metana kristal-awan.
Close Encounter (Tabrakan Badai Terbesar)
Dua bintik bulatan di planet Jupiter adalah badai yang sedang mengamuk di planet tersebut. Bintik yang besar dinamakan the great Red Spot, badai yang lebih dari dua kali lipat lebar Bumi dengan 350-mph (563 kph), dan bintik yang kecil dinamakan Red Jr.
Walaupun tidak sepenuhnya dipahami, para ilmuwan berpikir warna merah berkorelasi dengan intensitas badai-angin, lalu membangkitkan senyawa kimia dari bawah awan dan mengangkat mereka ke tempat yang tinggi, ditambah sinar ultraviolet sehingga menghasilkan rona bata.
Dust Buster (Pelebur Debu)
Mars diketahui telah menghempaskan badai debu yang melanda seluruh belahan Mars. Debu berwarna karat ini dapat tertiup dengan kecepatan 60-100 mph (97-161 kilometer) per jam, yang berlangsung selama berminggu-minggu.
Begitu dimulai, kabut tak tertembus ini dapat menyelimuti lebih dari separuh planet, meningkatkan suhu 30 derajat Celcius di belahan Mars.
Iron Rain (Hujan Besi)
Disebut "bintang gagal", planet Brown Dwarf adalah planet yang baru ditemukan di tata surya kita. Warna cokelat menandakan planet ini memiliki unsur ferum (besi) yang tinggi.
Planet ini memiliki badai seperti yang ada di Jupiter, dan menghempaskan besi-besi ke permukaannya. Brown dwarf semakin dingin dari waktu ke waktu, molekul gas mengembun menjadi cairan besi-besi awan dan hujan.
Dengan pendinginan lebih lanjut, badai besar menyapu menjauhi awan, membiarkan cahaya inframerah terang tersebar ke luar angkasa.