Albert Einstein, Ilmuwan Terbesar dan Kontroversial Abad 20
https://www.naviri.org/2019/06/albert-einstein-ilmuwan-terbesar.html
Naviri Magazine - Einstein lahir pada 14 Maret 1879, di kota Ulm, tapi ia dibesarkan dan memperoleh pendidikan dasarnya di Munich.
Semasa kecil, ia tak tampak cerdas, bahkan tak bisa bicara lancar sampai usia 9 tahun. Ia menemukan kesenangan dan betah menatap dan merenungi cara bekerjanya alam, sudah sejak usia 5 tahunan, dan amat terkesan oleh kekuatan ajaib yang tak terlihat, yang mampu mengarahkan jarum kompas.
Einstein mencoba mendaftarkan diri ke Federal Institute of Technology (FIT) di Zurich, Switzerland, tapi pengetahuan non-eksaktanya tak sepadan sebagaimana nilai matematikanya, dan ia gagal dalam ujian masuk Universitas.
Atas nasihat rektor, ia disarankan agar lebih dulu menyelesaikan diploma di Cantonal School di Aarau, dan pada tahun 1896 ia otomatis diterima masuk FIT. Ketika itulah ia menyadari bahwa prioritas dan keinginan terbesarnya adalah mendalami fisika –ketimbang matematika—baik secara teoritis maupun eksperimen.
Einstein menyelesaikan ujian diplomanya di FIT pada tahun 1900, namun karena ia tak memperoleh satu kredit dari salah seorang profesor, membuatnya tak memperoleh kesempatan menjadi asisten dosen di situ.
Pada tahun 1902, ia mendapat tawaran kerja sebagai ahli teknik di kantor paten di Bern, Switzerland. Enam bulan kemudian, ia mengawini Mileva Maric, mantan teman sekelas di Zurich. Mereka memperoleh dua anak. Ia juga menyelesaikan gelar doktornya di Bern pada usia 26 tahun, serta menulis makalah pertamanya yang revolusioner itu.
Karir akademis
Makalah inilah yang membuat Einstein terkenal, berbagai Universitas segera berebut mengajaknya bergabung. Tahun 1909, setelah menjadi pengajar di University of Bern, Einstein juga diundang menjadi profesor tamu bagi University of Zurich. Dua tahun kemudian ia ditunjuk menjadi professor penuh di German University di Prague. Satu setengah tahun kemudian, Einstein menjadi profesor penuh di Federal Institute of Technology.
Akhirnya, pada tahun 1913, ilmuwan termahsyur Max Planc dan Walter Nernst mengunjungi Zurich untuk membujuk Einstein menerima tawaran sebagai profesor riset di University of Berlin dengan bayaran tinggi, sekaligus keanggotaan penuh pada Prussian Academy of Science.
Ia menerima tawaran mereka tahun 1914, sambil nyeletuk, ”Orang-orang Jerman ini berjudi seolah aku seekor ayam petelur emas. Padahal aku sendiri pun tak tahu apakah akan bisa bertelur lagi.”
Ketika ia berangkat ke Berlin, istrinya tak mau ikut dan tetap tinggal di Zurich beserta kedua anaknya; akhirnya mereka bercerai, lalu Einstein menikahi sepupunya, Elsa, pada tahun 1917.
Tahun 1920, Einstein ditunjuk sebagai Guru Besar Tamu seumur hidup di University of Leiden. Selama tahun 1921-1922, Einstein bersama Chaim Weizmann, kandidat presiden Negara Israel, berkeliling dunia secara ekstensif mempromosikan pembentukan Zionisme. Di Jerman, Einstein mulai dikecam.
Philipp Lenard dan Johannes Stark, kedunya pemenang Nobel Prize bidang fisika, mulai menyebut teori relativitas Einstein sebagai “Fisika Yahudi”. Pengecaman ini semakin meningkat, sehingga Einstein mengundurkan diri dari keanggotaan Prussian Academy of Science tahun 1933. (Ia juga, ternyata, dicopot dari Bavarian Academy of Science).
Karir di Amerika
Dalam banyak kesempatan, Einstein sering mengunjungi California Institute of Technology. Dalam kunjungan terakhirnya ke Amerika, Abraham Flexner menawari Einstein sebuah jabatan di institut yang dirancang dan dibiayai untuk Advanced Studies di Princeton. Ia berangkat ke sana tahun 1933.
Einstein memegang posisi kunci (tahun 1939) dalam menggerakkan sumber-sumber yang diperlukan untuk membangun bom atom dalam sebuah kontrak yang terkenal dan ditandatangani oleh Presiden Franklin D. Roosevelt, yang draft suratnya dibuat oleh Leo Szilard dan E.P. Wigner.
Ketika rumus terkenal Einstein, E=mc2, akhirnya dibuktikan dengan cara yang mengerikan dalam wujud bom yang menghancurkan Hiroshima tahun 1945, Einstein, yang pada dasarnya seorang pasifis dan humanitarian, sangat shock dan tertekan; sehingga untuk waktu yang amat lama hanya dapat bergumam, “Mengerikan, mengerikan.”
Pada tanggal 18 April 1955, Einstein meninggal di Princeton.