Hati-hati, Operasi Rahang untuk Lebih Cantik Bisa Merenggut Nyawa
https://www.naviri.org/2019/05/operasi-rahang-untuk-lebih-cantik.html
Naviri Magazine - Ada banyak orang yang tidak puas dengan penampilan alaminya, sehingga memilih melakukan operasi plastik agar tampil lebih menawan. Operasi plastik asal-asalan bahkan menjadi pilihan meski mengabaikan risiko tinggi yang menyertainya, termasuk risiko hilangnya nyawa.
Di Korea Selatan, kekhawatiran terhadap 'operasi rahang ganda', yang kebanyakan dilakukan untuk estetika, semakin meningkat. Terlebih lagi dengan adanya peningkatan jumlah orang yang melaporkan efek samping pasca operasi serius.
Dilansir dari Asiaone, seorang pria berusia 27 tahun dikabarkan mencoba untuk bunuh diri dengan melompat ke sungai Hangang dekat Mapo-gu, Seoul utara. Hal ini terjadi setelah ia menderita sakit yang begitu dahsyat dan terus menerus pada rahangnya, akibat operasi rahang yang dilakukannya. Untungnya, ia dapat diselamatkan oleh tim penyelamat, namun kini masih dalam keadaan koma.
Tidak hanya itu, kasus lainnya juga terjadi pada wanita berusia sekitar 30 tahun yang meninggal setelah jatuh koma akibat operasi garis bentuk wajah, di salah satu rumah sakit di Gangnam. Ia pun dilarikan ke rumah sakit umum terdekat, namun nyawanya tidak terselamatkan. Akhirnya dilakukan penyidikan terhadap staf rumah sakit atas tuduhan pembunuhan disengaja.
Hal-hal semacam ini tentunya perlu diperhatikan oleh siapa saja yang ingin melakukan operasi kecantikan, terutama operasi rahang yang dapat mengubah bentuk wajah seseorang, sehingga menjadi seperti yang diinginkan.
Menurut studi intrernasional, 52 persen wanita mengalami masalah sensorik utama, sedangkan masalah lainnya termasuk gigi tidak selaras, kesulitan mengunyah, dan nyeri rahang.
"Banyak yang tidak menyadari adanya bahaya yang terkait dengan prosedur radikal seperti itu, dan bahwa ia membawa risiko tinggi dari berbagai komplikasi," kata Kim Sun-jong, seorang profesor di Departemen Bedah Mulut Ewha Womans University Hospital di Seoul.
Dalam operasi rahang ganda, dibutuhkan prosedur memotong tulang rahang dan jaringan yang melekat untuk menyetel kembali bagian atas dan bawah rahang. Secara tradisional, hal ini dulu dilakukan untuk memperbaiki masalah fungsi pada orang yang menderita sindrom sendi temporomandibular, atau cacat wajah bawaan. Namun, menurut Kim, dulu prosedur pemotongan tulang ini tidak untuk tujuan kosmetik.
"Masalahnya terjadi ketika dokter memotong tulang rahang, sedangkan tidak ada masalah fungsional sama sekali, namun justru melakukannya untuk tujuan kosmetik yang tidak perlu," ujar Kim.
Kim juga menambahkan, "Kemungkinannya tinggi untuk menghasilkan kerusakan permanen pada saraf dan jaringan yang melekat, jika dilakukan pada mereka yang struktur wajahnya sehat."
Selain pasien atau calon pasien memikirkan kembali keputusannya untuk melakukan operasi, ada baiknya juga berkonsultasi dengan dokter yang berpengalaman. Rumah sakit juga harus memiliki staf yang cukup berpengalaman, untuk memeriksa apakah pasien bernapas dengan benar setelah operasi atau tidak.
"Pasien bisa tercekik sampai mati, karena bagian-bagian yang bengkak pada wajah bisa menghalangi jalannya napas," tambahnya.