Ini 3 Hal yang Sebaiknya Tidak Dilakukan Pengemudi Mobil Matik
https://www.naviri.org/2019/05/ini-3-hal-yang-sebaiknya-tidak-dilakukan-pengemudi-matik.html
Naviri Magazine - Mana yang lebih enak dikemudikan, mobil manual atau mobil matik? Sebagian besar orang mungkin akan menjawab mobil matik, karena tidak seribet mengemudikan mobil dengan transmisi manual.
Kendaraan roda empat bertransmisi otomatis memang menjadi pilihan bagi yang ogah repot, khususnya bagi yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu, mobil dengan transmisi otomatis cenderung lebih mudah digunakan, sehingga pengemudi yang belum lihai mengendarai mobil transmisi manual pun tidak perlu khawatir untuk mengemudikan 'mobil matik'.
Hanya saja, karena kemudahan yang dihadirkan, pengguna mobil bertransmisi otomatis kerap kali malah melakukan kesalahan saat mengendarai mobil tanpa pedal kopling ini.
Menurut pebalap nasional dan pendiri Rifat Drive Labs, Rifat Sungkar, setidaknya ada 3 kesalahan umum perilaku pengemudi mobil matik yang sering ia jumpai.
Biasanya, kesalahan-kesalahan umum ini dikarenakan pengendara memperlakukan mobil matik layaknya mobil bertransmisi manual. Padahal ada sedikit perbedaan antara keduanya. Gawatnya, kebiasaan-kebiasaan ini justru dapat merusak komponen mesin maupun transmisi.
Apa saja 3 kesalahan umum menurut Rifat tersebut? Berikut ulasannya.
1. Menganggap pedal rem sebagai kopling
Menurut Rifat, kesalahan pengguna matik yang paling banyak ia temui adalah menjadikan pedal rem layaknya kopling.
"Jadi banyak orang yang menggunakan matik dengan masukin gigi ke D, diinjek remnya pakai kaki kiri, kemudian digas secara perlahan-lahan, dan kaki kiri melepas rem juga perlahan. Itu salah besar," ujar Rifat.
Selain penggunaannya salah, sikap seperti itu akan cepat merusak komponen internal transmisi serta mesin. Dan kalau komponen transmisi rusak, biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaikinya cukup besar.
2. Mengerem menggunakan kaki kiri
Berhubungan dengan kesalahan yang pertama, kesalahan lain yang biasa dilakukan pengguna mobil matik adalah menghentikan laju mobil dengan mengerem menggunakan kaki kiri.
Hal ini akan menjadikan kebiasaan buruk, kaki kiri akan terus berjaga di pedal rem. Sementara di saat bersamaan, kaki kanan akan terus stand by di pedal gas. Bukan hanya di kendaraan roda empat, sebenarnya, perilaku yang sama juga dapat ditemukan pada pengemudi motor matik yang kerap menekan tuas rem di tangan kiri sembari menarik pedal gas.
"Enggak ada ceritanya ngerem pakai kaki kiri, itu bisa menyebabkan kampas rem cepat habis dan overheat, bahan bakar akan boros, dan tingkat keausan peranti penggeraknya juga akan cepat habis," tambahnya.
3. Sering pindah transmisi saat macet
Saat terjadi kemacetan, pengemudi mobil matik juga sering melakukan perpindahan transmisi Drive (D) ke Neutral/No gear (N) atau sebaliknya, secara berulang-ulang.
Menurut Rifat, hal tersebut diperbolehkan, hanya saja tidak perlu terlalu sering mengubah posisi transmisi, karena komponennya memiliki kompensasi ketika mobil berhenti dalam waktu yang tidak lama. Cukup menahan laju mobil dengan menginjak rem, apabila kondisi macet tersendat-sendat.
"Mobil transmisi matik itu selalu ada kompensasi. Ketika berhenti beberapa detik, tekanan pada girboks berkurang, sehingga enggak perlu ganti D ke N dan sebaliknya terus, karena itu mengurangi kenyamanan berkendara," ujarnya.
"Apalagi saat sudah maju dan lupa masukin transmisi. Yang ada, ketika udah injak gas dan masukin gigi ke D, malah loncat mobilnya. Bahaya sekali," tutup Rifat.