Misteri Ya’juj Ma’juj yang Akan Muncul di Hari Kiamat (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2019/04/yajuj-majuj-part-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Ya’juj Ma’juj yang Akan Muncul di Hari Kiamat - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik Dua Tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia seorang raja yang shalih.
Ia seorang pengembara, dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan, atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun benteng. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh, dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz.
Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan Jerman, Slade Verger. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
Benarkah Tembok Cina adalah Tembok Dzulkarnain?
Banyak orang menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Dzulkarnain dalam surat Al Kahfi. Dan yang disebut Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa Mongol dari utara yang merusak dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan. Mari kita cermati kelanjutan surat Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu.
Dzulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin, tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Dzulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dst. Sambung-menyambung.
Ketiga, dalam Al Kahfi ayat 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di barat, Allah berfirman, “Wahai Dzulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka.” Artinya, Dzulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakah tembok Dzulkarnain?
Beberapa penelitian tembok Ya’juj
Abdullah Yusuf Ali, dalam tafsir The Holy Qur’an, menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India, dengan ordinat 38oN dan 67oE.
Tempat itu kini bernama Buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah Bab al Hadid. Orang Persia menyebutnya Dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya Tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina, pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana, ada danau yang dinamakan Iskandar Kul.
Di tahun 842, Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam maupun Rusia, terletak di republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi, tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzulkarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.
Baca lanjutannya: Misteri Ya’juj Ma’juj yang Akan Muncul di Hari Kiamat (Bagian 3)