Kisah Bersejarah, Pidato Pertama yang Memakai Bahasa Indonesia
https://www.naviri.org/2019/04/pidato-pertama-bahasa-indonesia.html
Naviri Magazine - Di dalam acara sidang Volksraad pada 16 Juni 1927, Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Itu adalah pertama kalinya seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia dalam sidang Volksraad.
Satu bulan sebelumnya, pada 16 Mei 1927, Jahja terpilih menjadi anggota Volksraad karena menggantikan Loetan Datoek Rangkajo Maharadjo yang meninggal. Dia merupakan salah satu dari 25 orang anggota golongan Bumiputera. Jahja mewakili Minangkabau untuk periode 1927-1931. Kemudian, setelah pensiun pada 1931, dia terpilih kembali sebagai anggota Volksraad pada 1935.
Volksraad, yang dibentuk pada akhir 1917, sangat diskriminatif pada anggota Bumiputera. Diskriminasi itu di antaranya adalah pelarangan digunakannya Bahasa Melayu (Bahasa Indonesia) dalam sidang-sidang lembaga tersebut. Namun perkecualian diperoleh Jahja Datoek Kajo.
Sejak 16 Juni 1927, Jahja selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam semua pidatonya di dalam sidang Volksraad. Ia bahkan meminta para hadirin agar menggunakan bahasa Indonesia jika ingin menanyakan sesuatu menyangkut pidatonya.
Keberaniannya itu, ditambah pidatonya yang berapi-api, membuat wakil-wakil Belanda marah. Sementara koran-koran pribumi memuji keberaniannya dengan memberinya gelar “Jagoan Bahasa Indonesia di Volksraad”.
Jahja Datoek Kajo lahir di Agam, Sumatera Barat, pada 1 Agustus 1874, dan meninggal pada 9 November 1942, dalam usia 68 tahun. Pada masa pra-kemerdekaan, ia adalah anggota Volksraad yang terkemuka. Salah satu putranya, Daan Jahja, menjadi pejabat gubernur militer Jakarta pada tahun 1950.