Kehebohan dan Misteri di Balik Penemuan Makam Firaun Tutankhamen
https://www.naviri.org/2019/04/misteri-di-balik-penemuan-makam-firaun.html
Naviri Magazine - Makam Tutankhamen, fir’aun yang memerintah Mesir Kuno dari tahun 1361-1352 Sebelum Masehi, ditemukan di Lembah Raja-raja, Luxor, Mesir, pada 4 Desember 1922.
Penemuan makam yang utuh tersebut merupakan penemuan terbesar dalam sejarah arkeologi. Orang yang menemukan makam tersebut adalah Howard Carter, arkeolog Inggris, yang didukung Lord Carnavron, dan George Edward Stanhope.
Penemuan makam itu juga menimbulkan sensasi berbau mistis di kalangan masyarakat, khususnya para penggemar sejarah Mesir, yang menyebutkan bahwa makam itu mengandung kutukan. Pasalnya, di peti mati yang ditemukan tersebut terdapat tulisan berbunyi, “Kematian akan terkena pada mereka yang mendekati makam atau membuka peti mati.”
Isu atau sensasi itu merebak, lantaran beberapa orang yang punya hubungan dengan para penemu makam tiba-tiba meninggal dunia, tidak lama setelah makam itu ditemukan.
Mereka yang meninggal tidak lama setelah penemuan makam itu adalah Richard Bethell (asisten Howard Carter), Lord Westbury (ayah Richard Bethell), A.C. Mace (rekan kerja Howard Carter), dan Lady Elizabeth Carnavron (istri Lord Carnavron).
Isu itu dibantah keras oleh Howard Carter, yang menyatakan bahwa tulisan pada peti mati semacam di atas memang bagian dari budaya Mesir Kuno, yang sengaja menyematkan tulisan semacam itu sebagai upaya menjaga makam dari orang-orang yang mungkin berniat buruk, agar orang yang telah mati selalu dalam keadaan baik.
Bantahan keras Howard Carter itu didukung Profesor George Steindorff, ahli Mesir Kuno dari Jerman, yang melakukan penelitian atas kasus tersebut, dan menemukan fakta bahwa orang-orang yang dianggap meninggal karena kutukan makam itu justru orang-orang yang belum pernah mendekati makam, dan memiliki hubungan tak langsung dengan para arkeolog serta penyandang dananya.