Misteri Penemuan Fosil-fosil Naga dari Zaman Purba (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2019/04/fosil-naga-part-1.html
Naviri Magazine - Naga digambarkan sebagai makhluk luar biasa, semacam perwujudan gabungan antara ular dan kelelawar. Memiliki tubuh menyerupai ular besar, namun juga memiliki sepasang sayap yang terentang perkasa. Selain itu, naga juga digambarkan mampu menyemburkan api melalui mulutnya.
Naga adalah sosok terkenal, hingga sering muncul dalam film, novel, dan berbagai kisah. Legenda mengenai naga juga telah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan banyak digambarkan atau dilukiskan di berbagai dinding goa selama 25.000 tahun, dan selama 8.000 tahun di China.
Pertanyaannya, apakah naga benar-benar nyata, atau hanya sekadar legenda?
Naga merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan bangsa China. Hal ini dapat dilihat dari budaya China yang hampir semuanya berhubungan dengan hewan terkenal ini. Sementara para peneliti telah lama meyakini bahwa naga hanyalah mahkluk khayalan yang hadir dalam legenda-legenda klasik.
Namun, sebuah penemuan pada tahun 1996 seolah menjawab keragu-raguan para ahli. Para arkeolog di China berhasil menemukan fosil naga di Desa Guanling, Kota Anshun, China. Penemuan ini membuktikan bahwa hewan yang dikeramatkan itu pernah ada.
Dalam bingkai ilmu pengetahuan, naga merupakan reptil yang hidup di samudra pada masa Triasik, sekitar 200 juta tahun yang lalu. Naga merupakan makhluk amfibi, ia banyak menghabiskan waktunya di air dan terkadang berjalan ke daratan.
Naga merupakan legenda yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat China. Hewan dari masa lalu ini sering hadir dalam kisah-kisah masa lalu China, dan dianggap sebagai makhluk istimewa. Orang Mandarin juga meyakini bahwa mereka adalah titisan naga.
Hal inilah yang membuat penemuan pada tahun 1996 disambut baik masyarakat. Fosil naga yang ditemukan di Desa Guanling itu dilengkapi sepasang tanduk di atas kepala. Wujud fosil naga itu menyerupai hewan yang terdapat dalam legenda.
Fosil itu dalam kondisi baik, dengan panjang keseluruhan mencapai 7,6 meter, kepalanya 76 cm, dan lehernya 54 cm. Tubuhnya memiliki panjang 2,7 meter, lebar 68 cm, dan buntutnya 3,7 m.
Kepala naga itu berbentuk segitiga, dengan lebar mulut 43 cm. Bagian terlebar di kepala naga mencapai 32 cm. Kedua tanduknya, dengan bentuk yang simetris, menjulang dari bagian terlebar di kepala, dan berukuran 27 cm.
Tanduknya agak sedikit melengkung serta condong ke samping, sehingga semakin membuat fosil tersebut seperti naga dalam legenda. Fosil itu dipamerkan pada tahun 2007 di Xinwei Ancient Life Fossils Museum di Anshun, Guizhou, China.
Tak pelak lagi, penemuan ini benar-benar mengegerkan masyarakat. Karena ini adalah pertama kalinya bagi China untuk menemukan sebuah fosil “naga” yang dilengkapi sepasang tanduk.
Penemuan ini menyajikan bukti tentang kemungkinan naga memiliki tanduk. Penemuan fosil ini juga memberi informasi ilmiah yang penting bagi manusia, untuk melacak asal-usul legenda naga di China.
Penemuan di Yunnan dan Sungai Liachoe
Penemuan lainnya terjadi di Fuyuan, China barat daya, pada 22 Januari 2007. Penduduk setempat menemukan fosil naga berukuran kecil yang telah melekat pada lempengan batu, di dalam sebuah gua di atas sebuah bukit.
Para petani di desa itu telah melakukan penggalian fosil sejak tahun 2000 untuk mencari “sisa-sisa” dari legenda naga, karena terinspirasi oleh penemuan naga yang dipamerkan di Guizhou. Para petani melakukan itu untuk menambah penghasilan dengan menjual fosil tersebut kepada para peneliti.
Sebelumnya, untuk membuktikan keberadaan naga, para arkeolog China melakukan ekskavasi sejak tahun 1983 di beberapa lokasi, yang diyakini pernah ditinggali oleh peradaban China kuno.
Ekskavasi pertama dilakukan di sekitar Desa Niuheliang, di kaki Gunung Merah (Red Mountain). Tepatnya berada di lokasi lembah Sungai Liachoe. Dari beberapa temuan membuktikan bahwa daerah itu pernah ditinggali sebuah peradaban kuno yang cukup maju ribuan tahun silam.
Pada penggalian pertama, para arkeolog menemukan dua potongan batu giok berbentuk seekor naga. Giok naga ini diukir secara halus, berwarna hijau transparan. Penemuan pertama ini, menurut para arkeolog, sangat berharga. Dari bukti itu terlihat peradaban ribuan tahun silam memang sudah mengenal budaya ukiran yang sangat halus, dan tak kalah indah dengan hasil pahatan zaman sekarang
Baca lanjutannya: Misteri Penemuan Fosil-fosil Naga dari Zaman Purba (Bagian 2)