Harar, Kota Kuno Ethiopia yang Menghasilkan Bir Terkenal Dunia
https://www.naviri.org/2019/03/harar-kota-kuno-ethiopia.html
Naviri Magazine - Kota bersejarah Ethiopia, Harar, belakangan mengembangkan sebuah tradisi baru, yaitu membuat bir. Harar merupakan kota yang penuh warna. Di balik tembok kota tua, terdapat bangunan-bangunan berwarna hijau, ungu, dan kuning.
Harar terletak di timur jauh Ethiopia, dan memiliki sebuah jalan yang menanjak menuju ke arah Somaliland. Sejak tiga dasawarsa lalu, kota ini kini terkenal sebagai pusat bir. Bir dari Harar memiliki label dengan gambar gerbang kota tua yang terkenal.
Di luar pintu gerbang, ada pangkalan bajaj, dan para pengemudinya pasti mengetahui di mana letak pabrik bir.
Pintu masuk ke pabrik bir ditandai di satu sisi dengan sebuah lambang yang menyatakan bahwa senjata api dilarang, dan di sisi lain dengan sebuah botol bir raksasa.
Mungkin ini hanya untuk mengingatkan kenapa pengunjung tidak boleh membawa senjata ke sana karena ada alkohol.
Ekspansi pabrik bir
Pabrik bir ini dijual oleh pemerintah kepada grup Heineken tiga tahun lalu. Perusahaan itu mengatakan ingin berinvestasi di pabrik tersebut dengan memperbaiki proses produksi, serta meningkatkan keahlian dan memulai menggunakan bahan yang tersedia secara lokal, baik yang ada di Etiopia maupun di wilayah itu.
Heineken juga sudah mengambil alih sebuah pabrik bir lain di Bedele di bagian barat jauh, dan sedang membangun pabrik ketiga di dekat ibu kota.
Banyak perusahaan asing mengatakan bahwa tenaga kerja yang murah dan tarif ekspor yang sangat menarik merupakan alasan untuk melakukan investasi di sana, dan negara itu telah diberi peringkat untuk pertama kalinya oleh badan-badan pemeringkat kredit.
Pusat-pusat industri juga kini bermunculan. Unilever, General Electric, GlaxoSmithKline, H&M, Tesco, Walmart, Samsung, semua kini hadir di Etiopia, atau mulai memikirkan untuk berinvestasi di sana.
Perusahaan Tiongkok juga sudah ada, memproduksi ribuan sepatu setiap hari untuk merek internasional besar.
Bagi Heineken, salah satu motivasinya adalah justru pasar domestik, di luar wilayah pembuat bir itu, yang bisa menjadi lebih besar. Konsumsi bir di Etiopia sekarang hanya sepertiga dari negara tetangga, Kenya.
Namun, di balik tembok kota ini, orang-orang yang berada di pasar tampaknya tidak menyadari adanya pabrik bir dan bisnis besar.